TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), bakal memulai pengeboran Batumandi B1 (BTM-B1) yang berada di areal Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mulai Selasa, 1 Januari 2019. “Kegiatan pemboran dilakukan selama 58 hari dengan kedalaman 2.726 meter, 35 hari untuk pemboran dan 23 hari komplesi,” ujar Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam keterangan tertulis, Senin, 31 Desember 2018.
Baca: BUMN: Struktur Keuangan Pertamina Jauh Tertinggal dari Petronas
Berdasarkan data awal, Nanang mengatakan struktur Batumandi memiliki potensi cadangan 5,7 juta barel. Karena itu, perseroan memproyeksikan produksi dari BTM-B1 sebesar 350 barrel oil per days (BOPD). Struktur Batumandi sendiri pernah dioperasikan oleh TAC (Technical Assistant Contract) Putra Batumandi Petroleum (PBP) pada 1974. Pada Mei 2017, Pertamina EP mengambilalih pengelolaan struktur Batumandi dari TAC PBP.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan perseroan itu diharapkan dapat meningkatkan cadangan baru. “Harapan kami di Langkat bisa menemukan cadangan baru, baik minyak maupun gas. Apalagi pada era 90-an, gas di Pangkalan Susu Field pernah mencapai 100 MMSCFD dan saat ini sekitar 4-5 MMSCFD,” ujar Nanang.
Nanang optimistis melalui dukungan pemerintah daerah dan masyarakat Langkat, kegiatan pemboran sumur Batumundi berjalan sukses. Apalagi, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas akan memberikan dampak signifikan berupa dana bagi hasil migas bagi pemerintah daerah.
General Manager Pertamina EP Asset 1 Rizal Risnul Wathan menambahkan, lokasi pemboran darat (onshore) BTM-B1 adalah di sekitar 38 KM Barat Laut Kota Medan. Adapun target pekerjaan sumur minyak dengan laju produksi awal (QOI) sebesar 350 BOPD. Saat ini, produksi Pangkalan Susu Field adalah sekitar 450 BOPD yang berasal dari 40 sumur produksi. “Bila BTM-B1 berproduksi akan menambah signifikan produksi Pangkalan Susu Field, termasuk juga ke Pertamina EP Asset 1,” ujar Rizal.
Dalam kegiatan pemboran BTM-B1, Pertamina EP menggandeng PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI). Rizal menyebut total investasi untuk pemboran BTM-B1 ialah sebesar US$ 7,1 juta atau sekitar Rp 102,9 miliar (asumsi kurs Rp 14.500). “Pemboran ini menggunakan RIG N-110UE/59 dengan kapasitas 1.500 HP,” ujar Rizal.
Baca: Pertamina: Rencana Lepas Aset untuk Tingkatkan Kinerja Portofolio
Asisten I Adm Tata Pemerintahan Kabupaten Langkat Abdul Karim mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan Pertamina EP di wilayah Langkat dan berharap produksi minyak terus meningkat. Apalagi, sumur minyak pertama di Indonesia itu berasal dari Telaga Said di Pangkalan Brandan, Langkat. “Mari kita dukung dan bila berhasil tetap ada dana bagi hasil kepada pemerintah daerah. Kerja sama dengan Pertamina EP harus terus terjalin,” ujarnya.