TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan calon presiden dari Koalisi Adil Makmur, Prabowo Subianto, kembali viral. Kali ini ucapannya yang ramai diperbincangkan adalah soal banyaknya penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan tidak layak, bahkan sama dengan negara-negara miskin, salah satunya Haiti, yang ada di Benua Afrika. Padahal, semua orang tahu, Haiti ada di Benua Amerika.
Baca: Sri Mulyani Jawab Kritik Prabowo Soal Ketimpangan
Masih banyaknya penduduk Indonesia yang hidup pas-pasan ini, menurut Prabowo, lantaran pemerintah menerapkan kebijakan yang keliru di bidang ekonomi. Kebijakan itu menyebabkan sebagian kekayaan Indonesia saat ini justru berada di luar negeri.
"Jika diterus-teruskan Indonesia akan semakin miskin," kata Prabowo, saat berpidato di gedung Majelis Tafsir Al Quran (MTA) Solo Ahad pekan lalu, 23 Desember 2018. Dia menyebut kondisi Indonesia saat ini berada setingkat dengan negara-negara miskin lainnya di Benua Afrika.
Beberapa negara miskin yang disebut Prabowo antara lain Haiti dan Rwanda. "Kita (Indonesia) setingkat dengan negara miskin di benua Afrika: ada Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati, yang kita tidak tahu letaknya di mana," kata Prabowo.
Kondisi tersebut, menurut dia, sangat menyedihkan mengingat Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia. "Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah."
Pernyataan Prabowo yang menyebut Haiti merupakan salah satu negara di benua Afrika ini lantas berkembang viral setelah ditanggapi di sejumlah media sosial. Bahkan di Twitter, hashtag #Haiti sempat menjadi trending topic pada hari Rabu dini hari, 26 Desember 2018.
Tak sedikit netizen yang balik mempertanyakan pernyataan Prabowo tersebut. Karena Haiti terletak di benua Amerika, tidak seperti yang diucapkan Prabowo yakni di benua Afrika.
Tidak hanya kali ini ucapan Prabowo yang menyinggung perekonomian Indonesia dan menyalahkan pemerintah berkembang viral. Sebelumnya, Prabowo pernah menyatakan bahwa 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan.
Saat Konferensi Nasional Partai Gerindra pertengahan Desember 2018 lalu, Prabowo juga menyebut penghasilan per kapita Indonesia saat ini sebenarnya hanya separuh dari angka resmi US$ 3.800 yakni kurang lebih US$ 1.900. "Artinya dibagi rata. Tapi 1.900 dipotong lagi utang. Iya, kita semua punya utang," ucap Prabowo, 17 Desember 2018.
Prabowo lantas mencontohkan utang negara itu harus ditanggung oleh setiap warga. "Bahkan anakmu baru lahir, punya utang. Utangnya kurang lebih, US$ 600. Jadi iya, utang kamu itu US$ 600, sekitar Rp 9 juta," katanya. "Anakmu baru lahir, utang sudah 9 juta. Jadi kekayaan kita sebenarnya hanya 1.300 dolar per kapita."
Lebih jauh Prabowo kemudian mencari perbandingan negara yang kondisi perekonomiannya mirip dengan Indonesia, yang memiliki penghasilan per kapita US$ 1.300. "Kita setingkat dengan Rwanda, Afghanistan yang perang sampai sekarang, Chad, Ethiophia. Chad sampai sekarang masih perang, Burkina Faso, laut aja enggak punya," katanya.
Badan Pusat Statistik atau BPS pada awal Februari 2018 lalu mengumumkan kinerja perekonomian Indonesia tahun 2017. Saat itu disebutkan berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp 51,89 juta atau US$ 3.876,8.
Baca: Prabowo tentang Ekonomi Rakyat Pas-pasan, Ini Data Credit Suisse
BPS menyebut perekonomian Indonesia tahun 2017 itu tumbuh 5,07 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,81 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09 persen.
Simak berita lainnya terkait Prabowo hanya di Tempo.co.