TEMPO.CO, Jakarta - PT Phapros Tbk. perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dan alat kesehatan telah melakukan pencatatan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia pada hari ini. Dengan kode emiten PEHA perusahaan farmasi yang memproduksi Antimo ini melakukan pencatatan saham seiring dengan kinerja perusahaan yang sedang tumbuh.
Baca: Lepas 10,34 persen Saham ke Publik, Garudafood Resmi IPO
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan selama ini penjualan saham Phapros dijual lewat pasar konvensional. Akibatnya harga saham tidak memiliki standar yang jelas.Dengan pencatatan ini harga saham diharapkan terstandarisasi.
"Selain itu, supaya Phapros dapat memaksimalkan posisinya sebagai perusahaan terbuka untuk membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan" kata Sri Utami yang akrab disapa Emmy ini di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Desember 2018.
Paphros merupakan anak usaha salah satu Badan Usaha Milik Negara atau BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Kepemilikian saham BUMN Rajawali Nusantara di Phapros telah mencapai 56,7 persen. Sedangkan sisanya dimiliki oleh investor retail.
Emiten berkode saham PEHA ini tercatat menjadi perusahaan ke-57 yang melakukan listing atau menjadi perusahaan terakhir yang IPO di bursa pada 2018. PEHA menerbitkan 840 juta lembar saham dengan harga Rp 1.198 per lembar.
Meski telah mencatatkan saham di BEI, Phapros belum menerbitkan emisi saham maupun obligasi. Hal ini, karena banyak ingin pemegang saham merupakan pemegang saham lama yang belum banyak mengenal pasar saham. Akibatnya saham PEHA saat ini masih akan berada di papan pengembangan bukan di papan utama.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan audit per September 2018, kinerja perseroan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan raihan pendapatan sebesar Rp 697 miliar atau meningkat 8,8 persen dibanding pendapatan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan di sisi laba bersih mengalami pertumbuhan yang jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 33,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca: Moeldoko: Banyak IPO di BEI Penanda Investor Yakin Ekonomi Kuat
“Posisi per November 2018, Phapros telah membukukan laba sebesar Rp 161 miliar. Hal ini sesuai dengan harapan komisaris dan direksi untuk growing double digit,” ucap Emmy.
Simak berita menarik lainnya terkait IPO hanya di Tempo.co.