TEMPO.CO, Jakarta - Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menargetkan pertumbuhan jumlah investor di pasar modal pada tahun 2019 mencapai 40 persen. Target tersebut sejalan dengan pencapaian jumlah investor tahun ini yakni 43 persen.
Baca: Pasar Saham Gonjang Ganjing, OJK Kumpulkan Investor
Dari data yang dirilis KSEI, hingga 17 Desember 2018 lalu total jumlah investor di pasar modal mencapai 1,6 juta orang. Jumlah tersebut naik sebesar 43 persen dibandingkan pada akhir tahun lalu.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menyebutkan target standar ada di angka kenaikan 40 persen pada tahun depan. "Tapi potensi untuk mencapai lebih dari itu sangat terbuka lebar," katanya, akhir pekan lalu.
Potensi pertumbuhan jumlah investor pada tahun depan untuk lebih besar sangat terbuka. Pasalnya, pada 2019 dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) akan masuk ke pasar modal.
Dari program tersebut, potensi penambahan jumlah investor mencapai 4,5 juta single investor identification (SID). "Jadi peluang pertumbuhan pada tahun depan lebih terbuka dengan adanya Tapera tersebut," ujarnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen sebelumnya menyebutkan bahwa semua indikator fiskal dan moneter saat ini dalam kondisi baik meskipun sempat ada gejolak. Karena itu, ia meminta para investor pasar modal untuk tak perlu khawatir menyikapi kondisi saat ini.
"Sebab, kami sampaikan karena ada data pembandingnya, jadi bukan karena keyakinan membabi buta saja," kata Hoesen awal September lalu.
Baca: Tahun Politik, Pemerintah Jamin Pasar Modal Aman bagi Investor
Hoesen menuturkan bahwa persoalan pasar modal saat ini memang mengenai kerentanan atau daya tahan pasar. Hal ini karena dominasi asing selama ini terhadap portofolio saham di bursa efek cukup besar. Namun, kondisi tersebut saat ini telah diimbangi lewat pertumbuhan investor domestik yang cukup banyak, sehingga bisa menopang volatilitas pasar saham.
BISNIS