TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata yakin funding atau pendanaan investasi tahap akhir perusahaan aplikasi online itu bisa mencapai US$ 3 miliar. Menurut dia, nilai investasi itu berasal dari beberapa sumber.
Baca: Dihujat Netizen, Grab Klarifikasi Mediasi Sopir Cium Penumpang
"Kami yakin di akhir 2018 ini funding round terakhir kita bisa mencapai US$ 3 miliar," kata Ridzki saat ditemui di Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 22 Desember 2018.
Ridzki mengatakan nilai investasi itu berasal dari beragam sumber termasuk dari institusi global. "Kami juga ada pemasukan investasi meningkat dari institusi global ada dari Microsoft, Booking Group, dan lainnya," kata dia.
Menurut Ridzki nantinya investasi tersebut juga memungkinan untuk Grab membuka layanan-layanan yang belum ada, seperti layanan medical dan healthcare, dan travel services.
Lebih lanjut dia mengatakan target Grab pada 2019 yaitu menjadi bagian yang semakin penting untuk masyarakat Indonesia. "Karena sekarang kami sedang mencanangkan diri sebagai everyday super app. Artinya apa? Kebutuhan sehari-hari masyarakat bisa kita penuhi," ujar dia.
Ini, kata Ridzki adalah tantangan karena harus mengembangkan layanan transportasi digital secara teknologi, dan proses di lapangan. "Dan kami lihat challenge untuk Grab 2019 penuh dengan prospek dan peluang," ujarnya.
Pada 2019, dia juga meyakinkan layanan Grab akan semakin aman dan mudah, salah satunya dengan fitur emergency button dan lainnya. "Dari situ juga kita bisa meyakinkan bahwa layanan kita bisa dinikmati dengan mudah, karena kekuatan kita di transportasi memungkinkan hal-hal itu terjadi, delivery dan lainnya," ujar Ridzki.
Grab, kata Ridzki juga bisa merambah ke layanan-layanan lain seperti top up dan medical. Menurut dia Grab juga akan terus mengedukasi mitra dengan baik.
"Kedua, franchise out ke layanan-layanan lain. Ketiga, memberdayakan memperbanyak wirausahawan-wirausahawa di mikro semakin banyak," ujarnya.