TEMPO.CO, Yogyakarta-- BPJS Ketenagakerjaan Daerah Istimewa Yogyakarta mulai awal tahun 2019 membidik kepesertaan dari kalangan atlet, khususnya pemain bola. Kepala BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta Ainul Khalid menuturkan untuk mendorong peningkatan kepesertaan dari para pemain bola itu, pihaknya menggandeng pelatih kenamaan, Indra Sjafri.
BACA: Status Karyawan Istaka Karya Tertembak di Papua Masih Kontrak
"Kebetulan Pak Indra sekarang tinggal di Yogya, kami akan ajak beliau mensosialisasikan dan menghimbau program kepesertaan BPJS di kalangan pemain bola," ujar Ainul, Kamis 20 Desember 2018.
Indra saat ini tengah mengikuti lisensi AFC Pro di Universitas Negeri Yogyakarta. Eks juru taktik Bali United itu belum lama ini ditunjuk oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk melatih ) U-22 selepas rampung menangani timnas U-19.
Ainul mengatakan, kepesertaaan BPJS Ketenagakerjaan di kalangan pemain bola di Yogya terbilang minim. Padahal di Yogya sedikitnya ada tiga klub bola profesional baik yang bermain di Liga 1 (PSS Sleman), Liga 2 (PSIM Yogya) maupun Liga 3 (Persiba Bantul). "Untuk pemain dari klub-klub di Yogya sejauh ini belum ikut kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya.
Sedangkan klub bola yang selama ini sudah mencatatkan pemainnya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, ujar Ainul, antara lain seperti Bali United.
Meski belum resmi meneken kerjasama resmi dengan Indra dalam mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan itu, Ainul menuturkan jika Indra sudah sering terlibat dalam program yang digelar BPJS tersebut. "Pak Indra yang mendorong agar program kepesertaan ini makin banyak menjangkau atlet, khususnya pemain bola," ujarnya.
Ainul menambahkan, program kepesertaan bagi pemain bola ini diterapkan sesuai masa kontrak pemain dengan klub bersangkutan. Pembiayaan iuran bisa dicover melalui klub masing-masing.
"Dengan kepesertaan pemain bola dalam BPJS Ketenagakerjaan ini kami harap mendorong minat atlet profesional cabang lain ikut juga," ujarnya. Sehingga target memperluas coverage kepesertaan ke semua lapisan masyarakat tercapai.
Ainul mengatakan, selama tahun 2018 penambahan peserta baru di wilayah DIY secara umum meningkat tajam. "Khusus untuk peserta penerima upah, realisasinya penambahan peserta mencapai 87.230 dari target sebanyak 80.227 peserta," ujarnya.
Kemudian untuk peserta Bukan Penerima Upah target awal sebanyak 42.007 orang realisasinya mencapai 51.454 peserta.
Sedangkan dari jasa konstruksi terjadi penambahan sebesar 127.830 dari target hanya 89.784 orang.
Tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan DIY sudah mulai memberikan perlindungan jaminan sosial untuk kepala-kepala desa dan perangkat desa serta tukang ojek online, dan relawan yang ada di wilayah Yogyakarta.
Untuk jaminan sosial bagi kepala desa dan perangkatnya itu, BPJS Ketenagakerjaan Yogta telah meneken kerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Iuran bagi perangkat desa dan kepala desa, ke depan akan didanai oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).