TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini Indonesia tidak akan punah pada 2030. Apalagi, kata dia adanya bonus demografi atau dominasi jumlah penduduk berusia produktif yang akan dinikmati Indonesia sampai 15 tahun ke depan.
Baca juga: Prabowo Sebut Indonesia Punah, JK Tertawa
"Diyakini hal itu juga membawa pertumbuhan ekonomi nasional meningkat hingga 1-2 persen. Hal ini berdasarkan pengalaman sebelumnya oleh Jepang, Cina, Singapura, dan Thailand," kata dia Airlangga dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Desember 2018. "Saya seorang believer, karena percaya bahwa pondasi yang kita siapkan saat ini bisa menjadi dasar untuk percepatan pertumbuhan ekonomi kita di masa depan".
Sebelumnya Calon Presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia bisa punah seumpama dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Uno kalah dalam pemilihan presiden 2019. Prabowo menyampaikan hal itu saat berpidato dalam acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin, 17 Desember 2018.
Airlangga menegaskan Indonesia tidak akan punah, justru jauh lebih maju. Menurut dia, implementasi Making Indonesia 4.0 juga mengantarkan pada masa keemasan pada 2045 atau momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Airlangga mengatakan pemerintah telah memiliki strategi dan arah yang jelas dalam membangkitkan perekonomian nasional melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030.
Baca Juga:
Dengan roadmap tersebut, kata dia, pemerintah ingin mengembalikan industri manufaktur jadi sektor andalan atau mainstream dalam pembangunan ekonomi. "Selama ini industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi terbesar bagi produk domestik bruto (PDB)," ujarnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, hingga jelang akhir 2018, industri pengolahan masih sebagai penyumbang tertinggi terhadap PDB nasional yang mencapai 19,89 persen. Perolehan ini ditopang oleh sejumlah industri yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi pada periode 2015-2018.
Sektor tersebut, meliputi industri makanan dan minuman yang tumbuh hingga 8,71 persen, kemudian disusul industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin dan perlengkapan 4,02 persen, industri alat angkutan 3,67 persen, industri kimia 3,40 persen, serta industri tekstil dan pakaian 1,64 persen.
"Sektor-sektor itu terus memiliki kinerja yang positif. Apalagi saat ini mendapat prioritas pengembangan karena akan menjadi sektor pionir yang menerapkan industri 4.0 sesuai Making Indonesia 4.0," kata Airlangga Hartarto.
AHMAD FAIZ