TEMPO.CO, Jakarta -Maskapai berbiaya hemat Citilink Indonesia menjalin kerja sama dengan PT Sarinah (Persero) untuk meningkatkan pembangunan UKM yang memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
BACA: Citilink Buka Rute dari Jakarta ke Malaysia, Singapura, Thailand
“Pentingnya keberlangsungan UKM nasional dan sangat tepat PT Citilink membangun kerja sama dengan salah satu perusahaan BUMN ini yang bergerak di bidang ritel dan distribusi,” kata Direkur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo di acara penandatangan nota kesepatan antara PT Sarinah dan Citilink Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018.
Adapun bentuk kerjasama antara kedua perusahaan ini sangat beragam diantaranya pengangkutan kargo produk-produk UKM di bawah binaan PT Sarinah, joint marketing, penjualan tiket corporate benefit serta kerja sama dalam setiap kegiatan Corporate Social Responsibility atau CSR.
Dompet genggam berbahan dasar plastik bekas oleh Oja, sebagai alternatif Fast Fashion pada pameran Fast Fashion - The Dark Side of Fashion oleh Goethe-Institut di Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta, 9 Maret 2017. Tempo/Zara Amelia (magang)
“Citilink Indonesia juga akan menjual suvenir ciri khas Indonesia di penerbangan (sales on board). Sasarannya lebih kepada generasi milenial yang suka berpergian ke beberapa daerah,” jelas Juliandra.
BACA: Gempa Lombok, Citilink Sediakan Extra Flight Lombok-Surabaya
Dia menambahkan untuk mencapai target generasi milenial yang paling ditekankan adalah cara menjual produknya. “Yang terpenting adalah cara berjualan yang memberikan experience kepada mereka,” tutupnya.
Selain itu, Citilink Indonesia menyediakan fasilitas Wifi gratis di dalam pesawat. Hal ini didorong banyaknya generasi milenial yang menggunakan transportasi udara untuk berpergian. “Kami ingin memberikan pelayanan terbaik menggunakan Citilink khususnya para generasi milenial. Nantinya ini akan diresmikan pada 28 Desember 2018, kita lihat saja nanti akan kami umumkan,” ungkap Juliandra.
Ia menjelaskan pemasangan Wifi gratis di Citilink sudah melalui prosedur dan terjamin keselamatan penumpang. Jadi para pengguna nanti tidak perlu takut gangguan signal telephon akan menganggu penerbangan. “Itu sudah disertifikasi oleh regulator Indonesia, kemudian di luar negeri melalui peraturan SLA dan Reason. Sudah melalui kajian dan sudah pasti aman dipakai di pesawat penerbangan,” kata dia.
SURTI RISANTI | MARTHA WARTA SILABAN