Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lehman Brothers Pecat 1,300 Pegawai

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, New York:Lehman Brothers Holdings Inc., perusahaan penjamin mortgage terbesar di Amerika Serikat terpaksa merumahkan 1.300 pegawainya. Karyawan yang dipecat adalah berasal dari divisi mortgage. Lehman adalah salah satu perusahaan yang terkena dampak krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat. Aurora Loan Services LLC, divisi yang mengurusi kredit perumahan di Lehman, juga menutup tiga kantor cabangnya di Florida, California dan New Jersey. Tahun lalu, Lehman juga sudah memecat 2.450 karyawannya. Subprime mortgage juga telah merontokan harga saham Lehman yang merosot hingga 16 persen tahun ini. Pada perdagangan kemarin di New York Stock Exchange, harganya turun US$ 3,4 yaitu menjadi US$ 54,66 per saham. Bloomberg
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang PHK Akan Dera Citigroup

28 November 2007

Gelombang PHK Akan Dera Citigroup

Dampak krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage) masih menelan korban. Citrigroup dikabarkan akan kembali memecat ratusan ribu karyawannya.


Pasca Krisis Subprime Mortgage: Proyeksi Pertumbuhan Turun

28 Agustus 2007

Pasca Krisis Subprime Mortgage: Proyeksi Pertumbuhan Turun

Krisis di pasar finansial global akibat rontoknya pasar kredit hipotik Amerika Serikat turut mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi negara-negara. Para ekonom seluruh dunia menghitung penurunan target pertumbuhan 2008 antara 0,2-0,3 persen. Karena kondisi ini, pemerintah disarankan melakukan revisi asumsi-asumsi makro ekonomi.