TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan penguatan rupiah saat ini terjadi setelah BI membuka lelang dalam transaksi Non-Deliverable Forward (DNDF) pada pukul 08.30. BI membuka lelang DNDF dengan metode Fixed Rate Tender selama 15 menit.
Baca juga: Rupiah Awal Pekan Dibuka Melemah ke 14.603 per Dolar AS
"Selesai lelang, BI melakukan intervensi DNDF secara langsung via 8 broker, sehingga mengakibatkan kurs spot semakin turun ke 14.500, dan berhasil tembus ke 14.480 siang pukul 11.00," kata Nanang dalam pesan yang diterima Tempo, Selasa, 18 Desember 2018.
Nanang mengatakan di tengah sentimen negatif yang mewarnai pasar saham, karena jatuhnya saham saham di bursa Amerika Serikat, rupiah menguat tajam sejak pembukaan pagi dari Rp 14.580 ke Rp 14.480 pada siang hari.
"Dengan selalu hadirnya BI di pasar DNDF menjadikan kurs NDF yang diperdagangkan di pasar luar negeri tidak terlalu liar. Bahkan sekarang kurs NDF luar negeri mengikuti kurs DNDF," kata dia.
Dalam lelang atau intervensi DNDF Bank Indonesia tidak menggunakan cadangan devisa, melainkan dalam rupiah tergantung dari hasil fixing dua hari sebelum kontrak DNDF jatuh waktu.
Ke depan, kata Nanang, lelang DNDF akan dilakukan secara reguler tiap hari pukul 08.30, dan dapat dibuka sesi sore pukul 15.45. Antara jeda waktu kedua lelang pagi dan sore, BI dapat melakukan intervensi DNDF.
Lelang dan intervensi tersebut, kata Nanang, selain untuk menjaga stabilitas rupiah, juga untuk membuat pasar DNDF menjadi lebih berkembang dan likuid.