TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, membutuhkan pemimpin seperti Calon Presiden Prabowo Subianto, dalam membenahi defisit neraca perdagangan. "Bu Sri Mulyani perlu pemerintahan dan kepemimpinan yang tegas seperti Pak Prabowo untuk menjalankan," ujar dia di Hotel Grand Cempaka, Senin, 17 Desember 2018.
Baca: Sandiaga ke Pekerja Pabrik: Insya Allah 2019 Semua Utang Terbayar
Sandiaga mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini semakin menurun dan dalam kondisi yang tidak sehat untuk penciptaan lapangan kerja. Sehingga, menurut Sandiaga revitalisasi industri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ekspor.
"Kalau Pak Prabowo itu jadi bosnya Sri Mulyani. itu reformasi struktural itu akan jalan. karena butuh kepemimpinam yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas," tutur Sandiaga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan neraca akan mengalami defisit. Namun, dia defisit tersebut berada di angka 3 persen. "Kalau kemarin capital flow yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, dari sisi stabilitas, prospek pertumbuhan ekonomi masih baik," tutur dia.
Dia menjelaskan komoditas ekspor harus dilihat dengan hati-hati. Selain itu, dia akan mengupayakan perbaikan dari sisi neraca perdagangan dan transaksi berjalan dari capital flow.
Sepanjang bulan lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit US$ 2,05 miliar seiring besarnya defisit di neraca migas. Nilai defisit ini disebabkan posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$ 14,83 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$ 16,88 miliar.
Nilai ekspor per November turun 6,69 persen menjadi US$ 14,83 miliar disebabkan oleh penurunan ekspor migas. Ekspor hasil minyak, minyak mentah dan gas juga turun. Sementara itu, ekspor nonmigas juga turun sebesar 6,25 persen dari bulan sebelumnya.
Simak berita tentang Sandiaga hanya di Tempo.co