TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang berisi iklan kampanye Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang tersebar di sejumlah media sosial mendadak viral dan jadi bahan perbincangan netizen sejak akhir pekan lalu. Hingga kini video berdurasi 1 menit itu tercatat telah ditonton di media sosial Twitter hingga lebih dari 93 ribu kali.
Baca: Bank Dunia Bantah Data Prabowo Soal Warga Ekonomi Pas - pasan
Dalam video itu digambarkan anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitek. Di awal video diperlihatkan Prapurna S yang baru mengikuti prosesi wisuda dan foto bersama orang tuanya di sebuah studio foto.
Dalam narasi video itu disebutkan bahwa Prapurna optimistis dengan titel yang dimilikinya dan predikat Magna Cumlaude yang disandangnya bisa dengan mudah mencari pekerjaan. "Katanya kan lowongan banyak, jadi bisa kerja, kerja, kerja. Tinggal nunggu panggilan, deh," katanya di dalam video itu.
Namun setelah beberapa waktu mengirimkan banyak lamaran pekerjaan dan mendatangi wawancara kerja, Prapurna belum juga mendapat pekerjaan yang diidamkan. Hingga akhirnya sang ayah bertanya hasil pencarian kerja itu.
Prapurna lalu banting setir dengan mencoba sekian banyak pekerjaan yang tak lagi sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Muai dari jasa antar, petugas bell boy, valet parking, hingga fotografer. "Sementara, kerja gini juga enak, kok. Gajinya juga oke," katanya.
Namun hal ini tidak disetujui sang ayah. "Situasinya harus segera diubah. Gak bisa nunggu, gimana nanti. Sudah sekarang waktunya mikir, harus mikir. Sudah waktunya kita bergerak, untuk Indonesia adil makmur dengan Prabowo dan Sandi," kata si ayah.
Video iklan kampanye yang diunggah pertama kali oleh Partai Gerindra melalui akun Twitter resminya, @Gerindra pada Jumat pekan lalu, 14 Desember 2018. Hingga kini postingan itu hingga kini telah disukai oleh 1.931 netizen dan di-retweet sebanyak 815 kali.
Selang sehari kemudian pekan lalu, 15 Desember 2018, itu sudah berseliweran di berbagai media sosial dan berkembang menjadi viral. Tak sedikit netizen yang mempersoalkan isi dari video itu yang dinilai telah melecehkan profesi pekerja lepas atau freelancer.
Salah satu netizen menilai video iklan itu tidak mendidik. "Gak mendidik. Ketika yg satu mendidik anak muda kreatif dan mencipta lapangan kerja. Ehh.. iklan ini membawa kemunduran Membawa anak muda menjadi pesimis & terus menjadi pencari kerja. Dan, memilih presiden solusi untuk nasib mereka. Korelasi-nya dimana??" ujar @toenk_wibowo melalui cuitannya di Twitter, Sabtu, 15 Desember 2018.
Hal senada disampaikan oleh netizen lainnya. "Iklan lebay tuh. Gak mendidik generasi optimis. Gw lulus S1 management. Pernah jadi sales keliling, freelance dan sopir. Dan skrg usaha di bidang IT dr jaman SBY sampe skrg. Karyawan lebih dr 15 org. Sing penting 'yen obah bakal mamah'" ujar @kibengkong.
Ada juga Hartoyo yang mempertanyakan pola pikir pembuat iklan yang tak sesuai dengan perkembangan jaman saat ini. "Lah wong skrg saya komitmen pd diri sendiri gmana bsa ciptakan usaha sendiri. Lah kok mikirnya sempit, emang yg namanya kja hrus kja ama org lain gitu?" ujar @HartoyoMdn sembari me-mention @prabowo, Senin, 17 Desember 2018.
Lain lagi cuitan dari @DirgaHermansyah yang tak habis pikir dengan maksud iklan tersebut. "@prabowo @sandiuno Maaf nih maaf sekali, mksd iklan ini apa ya? Susah nyari kerja sana-sini terus muncul iklan prabowo-sandi itu itu mksdnya hanya dgn ganti presiden masalah langsung selesai gitu?" seperti dikutip dari cuitannya, Ahad malam, 16 Desember 2018.
Baca: Faisal Basri Samakan Prabowo dan Trump soal Impor
Namun ada juga yang memuji video iklan tersebut. "Iklan kampanye Prabowo Sandi ini menjadi debat publik bagaimana kedua pasangan tersebut mengatasi lapangan pekerjaan yg semakin jauh jaraknya antara supply lulusan sekolah dgn demand industri yg tersedia," kata Taufik Hidayat melalui akun Twitter-nya @TopeRendusara, Senin, 17 Desember 2018.
Simak berita lainnya terkait Prabowo di Tempo.co.