TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Forbes melansir daftar 50 orang terkaya di Indonesia, salah satu di antaranya adalah Arini Subianto. Perempuan berusia 48 tahun ini berada di urutan ke-44 dengan harta US$ 665 juta atau setara Rp 9,65 triliun. Peringkat ini turun dibandingkan 2017. Saat itu, ia berada di peringkat ke-37 dengan harta Rp setara Rp 11 triliun.
Baca juga: Forbes Rilis 30 Under 30 Asia, Siapa Saja dari Indonesia?
Arini Subianto mewarisi perusahaan Persada Capital Investama dari ayahnya, Benny Subianto. Perusahaan ini bergerak di bidang pemrosesan produk-produk kayu dan minyak sawit untuk pengelolaan karet dan baru bara. Portofolio perusahaan itu mencakup kepemilikan 11 persen saham di perusahaan batu bara raksana Adaro Energy.
Dalam wawancara dengan Tempo, ia menyebutkan sejumlah resep agar bisa sukses seperti dirinya, salah satunya adalah dengan tak takut dengan kegagalan dalam berbisnis.
Kisah Arini Subianto menjadi wanita terkaya dimulai setelah ayahnya konglomerat Benny Subianto, meninggal pada Januari 2017. Perusahaan keluarganya, Persada Capital Investama, diwariskan kepada Arini sebagai anak sulung. Namun Benny tidak hanya mewariskan Arini perusahaan keluarga tersebut tetapi juga pelajaran beharga yang Arini bawa sampai sekarang.
Selain Arini Subianto, Forbes melansir aset bersih 50 orang terkaya Indonesia mencetak rekor baru dengan total nilai US$ 129 miliar atau naik US$ 3 miliar dari tahun lalu. Kenaikan nilai kekayaan itu ditunjang pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pasar modal setahun terakhir yang tumbuh sebesar 4,4 persen.
"Enam dari 10 orang terkaya di Indonesia mengalami peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu, termasuk Hartono bersaudara yang sudah menempati peringkat terkaya selama 10 tahun terakhir," kutip dalam siaran tertulis, Kamis, 13 Desember 2018.
Peringkat pertama orang terkaya Forbes tetap diduduki oleh Hartono bersaudara dengan kekayaan US$ 35 miliar. Sekitar 70 persen dari total kekayaannya berasal dari Bank Central Asia. Sementara itu, Susilo Wonowidjojo naik ke posisi dua dengan kekayaan sebesar US$ 9,2 miliar akibat meningkatnya harga saham perusahaan rokok Gudang Garam.