TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji Anggito Abimanyu mengatakan, pada 2019, pihaknya merencanakan 20 persen dana kelolaan untuk investasi langsung. "Sebesar 20 persen, ditambah investasi lain. Kita prioritaskan yang sudah ada di dalam pipeline kita," katanya usai pembukaan Rapat Kerja Nasional BPKH di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Desember 2018.
Baca: Anwar Nasution Sebut Jumlah Jamaah Haji RI Turut Lemahkan Rupiah
Anggito menjelaskan, dana kelolaan BPKH pada 2018 ini ditargetkan mencapai Rp 111 triliun dan pada 2019 diproyeksikan meningkat menjadi Rp 121,3 triliun. Dengan adanya investasi langsung di luar negeri tersebut, akan mengubah komposisi dana kelolaan yang saat ini dimasukkan ke dalam instrumen deposito dan sukuk.
BPKH, kata Anggito, telah menyusun rencana strategis yang dimulai tahun depan untuk menanamkan investasi di sektor transportasi, perhotelan dan catering di Arab Saudi. Investasi itu dilakukan dengan menggandeng Islamic Development Bank.
Lebih jauh Anggito menjelaskan BPKH juga telah menjajaki kerja sama dengan sejumlah BUMN dalam melakukan investasi di Arab Saudi. Untuk perhotelan, rencananya akan berinvestasi di Madinah dan Mekkah.
Anggito mengatakan, sampai sejauh ini, selain tiga sektor tersebut, belum ada rencana lainnya dalam berinvestasi. Meski demikian, pihaknya tetap mengkaji seluruh kemungkinan investasi.
Dalam Rapat Kerja Nasional BPKH, Anggito juga menyampaikan program kemaslahatan umat BPKH dengan memberikan bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan SIgi di Sulawesi Tengah dan rehabilitasi NTB. Saat membuka rapat kerja itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta BPKH berhati-hati dalam berinvestasi agar tidak merugi.
Jusuf Kalla sebelumnya mengingatkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk berhati-hati mengelola dana haji. Badan itu disarankan berinvestasi ke bidang infrastruktur.
Kalla menilai investasi di bidang tersebut paling aman dan memiliki imbal hasil yang paling tinggi. Kedua faktor itu penting lantaran dana haji bisa tergerus inflasi dan nilai tukar. Pasalnya, sekitar 90 persen biaya jadi berbentuk dolar Amerika dan Riyal Arab Saudi.
Baca: Emirates Operasikan 33 Penerbangan Tambahan Selama Haji 2018
Menurut JK, Badan Pengelola Keuangan Haji akan aman jika memiliki investasi dengan imbal hasil di atas inflasi dan nilai tukar. "Intinya investasi yang IRR-nya di atas 15 persen. Itu saja yang bisa menyelamatkan. Tidak ada cara lain," katanya.
ANTARA