Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim selama empat tahun menjabat sebagai presiden, pemerintahannya telah membangun ribuan pasar tradisional di seluruh Indonesia. Hingga 2017, kata dia, pemerintah telah mendirikan 2.660 pasar.
Baca juga: Jokowi Hari Ini Blusukan di 3 Pasar, Apa Hasilnya?
"Ditambah 2018 sekitar 1.500-an (pasar), plus pasar di desa yang telah dibangun 6.500 pasar. Meski kecil-kecil tapi ini sangat bermanfaat bagi ekonomi di desa," kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.
Jokowi menuturkan kebijakan membangun pasar telah dilakukan sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo. Selama delapan tahun memimpin Solo dia mengklaim telah mendirikan 29 pasar.
Menurut Jokowi, pembangunan pasar ini sekaligus untuk mengubah citra pasar tradisional yang dikenal kotor. "Bangun semuanya dari pasar yang becek, tidak teratur, tidak rapi, tidak ada tempat parkir, bau, menjadi pasar bersih, tertata, tidak bau. Memang konsumen menghendaki seperti itu," tuturnya.
Ia berujar pasar-pasar tradisional harus diperhatikan karena menjadi tempat berkumpulnya produk-produk hasil usaha rakyat. Selain itu, perhatian lebih harus diberikan seiring menjamurnya supermarket.
"Agar pasar betul-betul survive di tengah hypermarket, supermarket, pasar modern, yang di semua kota ada," tuturnya.
Jika diperhatikan, kata Jokowi, produk-produk yang dijual di pasar tradisional bisa bersaing dengan yang ada di supermarket. Ia mencontohkan harga satu ikat bayam dan kangkung di pasar berkisar Rp 2 ribu namun di supermarket mencapai Rp 3.500.
"Artinya apa? Secara daya saing pasar kita ini menang tapi memang jangan dibiarkan kumuh, becek, tidak ada tempat parkir," ucapnya.
Menurut Jokowi, sudah menjadi tugas pemerintah dan swasta untuk memperbaiki dan menjaga pasar agar tetap diminati konsumennya.