Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk berhati-hati mengelola dana haji. Badan itu disarankan berinvestasi ke bidang infrastruktur.
Baca juga: Menteri Agama Usul Biaya Haji 2019 dengan Dolar AS
Kalla menilai investasi di bidang tersebut paling aman dan memiliki imbal hasil yang paling tinggi. Kedua faktor itu penting lantaran dana haji bisa tergerus inflasi dan nilai tukar. Pasalnya, sekitar 90 persen biaya jadi berbentuk dolar Amerika dan Riyal Arab Saudi.
Menurut JK, BPKH akan aman jika memiliki investasi dengan imbal hasil di atas inflasi dan nilai tukar. "Intinya investasi yang IRR-nya di atas 15 persen. Itu saja yang bisa menyelamatkan. Tidak ada cara lain," kata JK saat membuka rapat kerja BPKH di Kementerian Agama, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.
Dia mencontohkan proyek jalan tol Jakarta-Bandung dan pembangkit listrik dari PLN. JK memperkirakan imbal hasil dari proyek-proyek tersebut bisa mencapai 15 persen. Jumlahnya sekitar dua kali lipat dari deposito yang ada di kisaran 7-8 persen. Jika kondisi ekonomi Amerika Serikat stabil, dia memperkirakan imbal hasil dari deposito hanya 5 persen.
Imbal hasil sekecil itu dari deposito, menurut dia, akan hilang tergerus inflasi dan nilai tukar. JK mengatakan, nilai dolar bisa naik 30 persen dalam waktu lima tahun. Dia mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada 10 tahun lalu masih Rp 8-9 ribu, sementara saat ini sudah di kisaran Rp 14.500. Untuk dia tak menyarankan BPKH menyentuk deposito.
JK juga mengingatkan agar berhati-hati saat hendak menggulirkan dana untuk membeli alat transportasi. Pengelola haji pada era 1950-1970 pernah berinvestasi dengan membeli kapal lalu merugi. "Ada yang pernah mau beli pesawat. Saya bilang, beli pesawat itu tidak mudah, Garuda saja rugi, yang lain bisa bermasalah, ngapain ngurus pesawat pula," katanya.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan akan mempertimbangkan masukan JK. "Kami akan mengkaji seluruh kemungkinan pilihan investasi yang ada," katanya.
BPKH sendiri sudah menyusun rencana investasi untuk tahun depan. Mereka akan menanamkan investasi langsung di Arab Saudi. Sejumlah sektor yang disasar ialah perhotelan, transportasi, dan catering dengan menggandeng Islamic Development Bank (IDP).
Badan yang mengelola dana haji itu juga menggandeng sejumlah BUMN untuk berinvestasi di Arab Saudi. Baru-baru ini mereka meneken perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia dan Pertamina.