TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin mengatakan runway atau landasan pacu Bandara Kertajati menjadi 3.000 meter pada Januari 2019. Awaludin mengatakan saat ini landasan pacu yang tersedia sepanjang 2.500 meter.
BACA: Menhub Ingin Bandara Kertajati Viral di Media Sosial
Perpanjangan landasan pacu itu, kata Awaludin, terjadi setelah Kementerian Perhubungan menunjuk AP II menjadi operator bandara yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat itu. "Kementerian Perhubungan menugaskan untuk memaksimalkan lahan untuk runway sehingga harus ditambah 500 meter. Dan itu akan selesai di akhir 25 Januari. Artinya, Januari sudah ada panjang lintasan 3.000 meter," kata Awaludin di Hotel Merlyn Park, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.
Awaludin mengatakan pembangunan panjang landasan pacu itu, saat sudah mencapai 58 persen. Adapun tujuan dari perpanjangan landasan pacu itu, agar pesawat berbadan lebar atau wide body dapat mendarat dan terbang dari Kertajati.
Sebelumnya informasi yang diperoleh Tempo menyebutkan landasan pacu Bandara Kertajati direncanakan diperpanjang menjadi 3.500 meter. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menyatakan, hal itu saat menyerahkan modal berupa lahan seluas 294,8 hektare di Desa Kertajati, Desa Bantarjati, Desa Kertasari, Kecamatan Kertajati, pada PT BIJB, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu, 8 Agustus 2018.
Penyerahan modal berupa tanah itu diterima Direktur PT BIJB Virda Dimas Ekaputra. Hadir pada acara tersebut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Eddy Nasution dan Plt Kepala Biro Sarana Perekonomian, Investasi, dan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD Mohamad Arifin Soedjayana."Panjang runway 3.500 meter sesuai dengan master plan bandara," kata Iwa.
Iwa mengatakan, sejak pembangunan sampai operasional, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendukung operasional Bandara Kertajati. Sebelumnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah memberikan penyertaan modal senilai Rp 796 miliar untuk mewujudkan hadirnya bandara ini. Dengan bertambahnya penyertaan modal lahan seluas 294,8 hektare yang ditaksir mencapai Rp 725 miliar ini, artinya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyerahkan total aset tanah sekitar Rp 1,5 triliun.