TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berencana memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal akibat penembakan di Nduga, Papua. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha (RPU) Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan santunan yang diberikan sebanyak Rp 100 juta untuk tiap ahli waris korban meninggal tersebut.
Baca: Proyek Trans Papua Diteruskan dengan Jaminan Peningkatan Keamanan
"Yang meninggal masing-masing dapat Rp 100 juta dari Kementerian. Dan yang punya anak akan disekolahkan sampai lulus Sekolah Menengah Atas," kata Aloyius ditemui di Tangerang Selatan, Senin, 10 Desember 2018.
Sebelumnya, para pekerja proyek pembangunan infrastruktur di Nduga, Papua ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata pada 1 Desember 2018. Dalam penembakan itu, beberapa di antaranya merupakan karyawan PT Istaka Karya (Persero) salah satu perusahaan pelat merah.
Adapun, seperti diberitakan sebelumnya, proses negosiasi antara Istaka Karya dengan ahli waris dari karyawan yang menjadi korban tewas akibat dibunuh kelompok bersenjata di Papua berjalan alot. Keluarga korban menolak dengan besaran santunan Rp 24 juta yang diberikan perusahaan. Kendati demikian, pihak Istaka Karya kemudian menyatakan bahwa jumlah santunan tersebut masih belum final.
Aloysius melanjutkan, jumlah dana santunan itu di luar santunan yang akan diberikan oleh Istaka Karya sebagai perusahaan. Ia juga mengatakan bahwa dana tersebut merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN. "Jadi dana ini dari pribadi yang ada di Kementerian BUMN, penggalangan dana lah. Kami harapkan maksimal 3 bulan sejak peristiwa santunan sudah diberikan," katanya.
Baca: BPJS Ketenagakerjaan Hitung Jaminan Pekerja yang Dibunuh di Papua
Menurut pihak Kepolisian dan TNI, korban yang tewas dalam penembakan di Nduga, Papua itu, mencapai 20 orang. Sebanyak 19 orang merupakan karyawan dan satu tentara. Dari 19 korban yang meninggal, sembilan jenazah sudah teridentifikasi dan diserahkan kepada Istaka Karya. Tujuh jenazah sedang dalam proses otopsi, dan tiga belum ditemukan.