Jakarta - Shipper, perusahaan rintisan bidang logistik, terpilih menjadi juara kategori sustainable dalam Startup Pilihan Tempo 2018. Penganugerahan tahunan itu digelar Koran Tempo berkolaborasi dengan Digitaraya sebagai bagian dari upaya mengembangkan ekosistem digital.
Baca juga: Startup Pilihan Tempo 2018: Wakuliner, Incar Peluang Bisnis Makan
Perusahaan rintisan agregator logistik itu didirikan Budi Handoko melihat pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Ia melihat laju pesat ecommerce belum diimbangi dengan layanan perusahaan logistik yang mumpuni. "E-commerce transaksinya saja yang cepat, tapi kunci penting lainnya berupa pengiriman barang kerap terabaikan," kata Budi seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Senin, 3 Desember 2018.
Menurut Budi, satu e-commerce atau market place besar bisa memunculkan jutaan pengusaha kecil baru. Transaksinya pun bisa melonjak berkali-kali lipat. Tapi, kata dia, lonjakan transaksi itu tak selalu bisa direspons cepat oleh perusahaan logistik jika sistemnya tak disesuaikan dengan kinerja e-commerce.
Karena itu, optimalisasi pengantaran barang pun menjadi salah satu fokus Shipper. Melalui platform ini, para pedagang atau merchant cukup mendaftarkan diri dan tinggal menunggu barang yang ingin diantar diambil oleh kurir, di mana pun dan kapan pun.
Ada sekitar 17 partner logistik yang menjadi mitra Shipper. Dari pemain lama seperti PT Pos Indonesia, Tiki, dan JNE, hingga start-up logistik seperti Si Cepat, Paxel, J&T, dan Ninja Express. Pengguna bisa menggunakan beberapa jasa perusahaan sekaligus dalam sekali transaksi. "Tidak ada tambahan ongkos tambahan yang dibebankan ke merchant," ujar Budi.
Ke depan, Budi optimistis usahanya bakal terus berkembang. Angka transaksi di e-commerce dan market place terus meningkat hingga hampir menembus US$ 3 miliar. Google memprediksi omzet e-commerce atau perdagangan online bakal terus meroket hingga menyentuh US$ 53 miliar pada 2025. “Karena itu, saya banting setir dari perusahaan payment di Australia ke logistik,” ujar Budi, yang merogoh uang ratusan juta rupiah dari tabungannya untuk merintis Shipper ini.
Pengembangan usaha Shipper tak terbatas di Ibu Kota. Penetrasi jangkauan akan diperluas ke 20 kota baru untuk memperkaya jangkauan yang kini baru di sekitar Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Kediri, dan Solo. Shipper pun siap menjalankan kerja sama bisnis dengan Go-Send, layanan antar barang dari Go-Jek. Terlebih, Go-Jek juga memiliki mitra bisnis langsung dengan platform e-commerce besar yang beroperasi di dalam negeri.
Meski baru diluncurkan pada Oktober tahun lalu, omzet Shipper bertumbuh 10 kali lipat, menyentuh angka miliaran rupiah. Sudah ada lebih dari 25 ribu merchant dengan rata-rata transaksi harian 8.000 pengiriman. Dengan angka tersebut, berarti sudah ada lebih dari 250 ribu orang yang menerima paket kiriman di layer hilir pengiriman. Ke-156 mitra kurir yang bertugas menjemput barang pelanggan juga kebagian rezeki dengan pendapatan total mencapai Rp 800 juta.
Baca juga berita Startup lainnya di Tempo.co
ANDI IBNU | KORAN TEMPO