TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA membukukan kontrak baru sebesar Rp 34,24 Triliun hingga November 2018. Sekretaris Perusahaan Puspita Anggraeni mengatakan hal itu tidak lepas dari kontribusi segmen infrastruktur dan gedung serta properti yang tumbuh signifikan di bulan ini.
Simak: Dapat Kontrak Baru Rp 12,7 Triliun, Adhi Karya: Lampaui Target
Segmen infrastruktur dan gedung, tercatat berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 26,17 Triliun, diikuti segmen industri yang berhasil mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 4,62 Triliun, segmen properti sebesar Rp 1,78 Triliun dan segmen energi dan industrial plant sebesar Rp 1,67 Triliun.
Menurut Puspita proyek-proyek yang diraih perseroan hingga November 2018, diantaranya Proyek Pembangunan Bendungan Sadawarna Paket 1 sebesar Rp617,48 Miliar, Proyek Bendungan Randu Gunting Jawa Tengah sebesar Rp 550 Miliar, Proyek Pembangunan 6 Ruas Tol Dalam Kota sebesar Rp 549,58 Miliar dan Pembangunan Pabrik Pupuk Amonium Nitrat (KAN) sebesar Rp 441,60 Miliar”, terang Sekretaris Perusahaan.
Berdasarkan project owner mayoritas kontrak baru perseroan berasal dari sektor private yaitu sebesar 52,57 persen, dilanjutkan sinergi BUMN sebesar 26,33 persen dan Pemerintah sebesar 21,11 persen.
"Hal ini membuktikan bahwa WIKA telah dipercaya oleh sektor private sebagai perusahaan kontraktor yang andal," kata Puspita dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Desember 2018.
Lebih lanjut Puapita mengatakan hingga November 2018, Perseroan telah mencatatkan progres signifikan dalam pencapaian kontrak baru. Tercatat pertumbuhan kontrak baru pada November 2018 naik 20 persen dari capaian bulan sebelumnya, atau senilai Rp 5,7 Triliun.
"WIKA meyakini bahwa sejumlah proyek dari sektor infrastruktur akan berhasil diraih pada akhir Desember 2018, sehingga target kontrak baru tahun 2018 dapat tercapai," ujar