Jakarta - CEO Brodo, perusahaan yang bergerak di bidang fashion, Yukka Harlanda mengatakan ongkos logistik di Indonesia masih menjadi salah satu penghambat dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Rencana ekspansi belum bisa banyak terwujud lantaran tingginya biaya kirim barang dari satu titik ke titik lainnya.
Baca juga: Benarkah Program Biodiesel Mengancam Bisnis Logistik?
"Ini menghambat kami untuk membuka cabang karena logistiknya mahal," kata Yukka saat ditemui dalam acara The 8th Annual International Forum on Economics Development and Public Policy (AIFED), Nusa Dua, Bali, Jumat, 7 Desember 2018.
Yukka hadir menjadi pembicara dalam satu sesi diskusi di acara ini. Dalam sesi diskusi yang juga dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Keuangan ini, Yukka menyampaikan langsung permasalahan logistik tersebut. Pejabat kementerian yang hadir yaitu seperti Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara.
Saat ini, Brodo memiliki sekitar 11 outlet di Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk pengiriman ke Jakarta, hampir tidak ada masalah karena ongkos kirim yang murah dan waktu pengiriman yang hanya sekitar 6 jam saja. Namun cerita berbeda terjadi saat ingin mengirim barang ke toko mereka yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Di sana, Brodo memiliki sebuah toko yang menjual produk-produk terbaru mereka. Masalahnya, pengiriman barang dari Jakarta dan Makassar membutuhkan biaya yang tidak kecil dan waktu sekitar tiga hari pengiriman. Imbasnya terjadi pada harga yang ikut naik. "Kalau mau murah yang pakai pengiriman yang dua minggu," kata Yukka.
Walhasil, pengiriman barang dari Bandung ke Jakarta lalu ke Makassar tidak bisa dilakukan rutin. Brodo menyiasatinya dengan mengirim barang dengan jumlah yang banyak. Namun ini lagi-lagi justru membuat biaya menjadi tinggi karena butuh gudang yang lebih besar.
Brodo sebenarnya saat ini mulai mempersiapkan produk mereka untuk diekspor. Tapi menurut Yukka, pengiriman barang dari Indonesia ke luar negeri ternyata bisa 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan pengiriman dari luar ke Indonesia. Salah satunya informasi yang diterima Yukka yaitu pengiriman barang dari Malaysia ke Indonesia yang hanya Rp 20 sampai Rp 30 ribu, tapi ongkos sebaliknya justru Rp 200 sampai Rp 300 ribu.
Suahasil Nazara menyampaikan bahwa pemerintah terus menekan ongkos logistik di dalam negeri. Itu sebabnya, sejumlah infrastruktur pendukung terus dibangun, mulai dari pelabuhan dan maskapai penerbangan. "Jadi rute yang panjang dan berbiaya tinggi itu yang mesti kami cari solusinya," kata dia.