TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengumumkan proyek Independent Power Producer Jawa-1 segera masuk ke tahap konstruksi pembangkit listrik bertenaga gas siklus ganda (combined cycle) berkapasitas 1.760 megawatt. Perseroan juga segera sebuah Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berkapasitas 170.000 meter kubik.
BACA: Pertamina Stop Sementara Pengiriman BBM ke Nduga Papua
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Heru Setiawan mengatakan seluruh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan dipasok ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun. Melalui pengembangan proyek ini, Pertamina grup menjadi partner PLN dalam memasok listrik ke jaringan listrik nasional Jawa-Bali.
“Pembangunan infrastruktur gas dan pembangkit listrik yang terintegrasi dilakukan untuk mewujudkan energi bersih bagi negeri," ujar Heru dari keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 7 Desember 2018. Selain Jawa-1, Pertamina juga mengembangkan proyek IPP dan energi baru terbarukan lainnya sejalan dengan tumbuhnya permintaan pasar, baik di skala nasional maupun internasional.
Proyek yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat itu diklaim menjadi proyek terintegrasi “LNG-to-Power” pertama di Asia, dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pertamina, melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang merupakan holding company dari dua project companies IPP Jawa-1 yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR), bertindak sebagai lead consortium yang beranggotakan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation dan perusahaan lainnya. JSP dibentuk untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, sedangkan JSR didirikan untuk pengelolaan FSRU.
BACA: Eks Bos Pertamina Dwi Soetjipto Resmi Jadi Kepala SKK Migas
Proses pembangunan pembangkit listrik gas terintegrasi ini bakal memasuki masa konstruksi full-scale pada bulan Desember 2018 yang ditandai dengan pelaksanaan ground breaking pada minggu ke-3 Desember 2018. Konsorsium Jawa-1 telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T, PT Meindo Elang Indah berturut-turut sebagai kontraktor rekayasa sipil dan konstruksi, pemasok turbin generator dan kontraktor jalur pipa gas. Sementara, Samsung Heavy Industries telah ditunjuk untuk pelaksana pembangunan FSRU.
Direktur Utama PPI Ginanjar berujar proyek Jawa-1 terbagi dalam tiga tahapan penting, yaitu Tahap I, yaitu pra proyek sampai dengan Financial Close, Tahap II yaitu konstruksi dan Tahap III yaitu operasional. Dengan telah tercapainya FC pada tanggal 5 Desember 2018, maka tahap I proyek sudah diselesaikan.
Berikutnya, mereka memastikan tahap konstruksi dapat terlaksana sesuai tata waktu yang ditargetkan COD pada Desember 2021 dan On Budget. "Soliditas dan koordinasi inter konsorsium (JSP-JSR) dan dengan para Supporting partners serta Lenders dan juga para stakeholders lainnya merupakan kunci keberhasilan proyek agar dapat berjalan sesuai target," ujar Ginanjar.
Proyek Jawa-1 menggunakan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pengembalian pendanaan solely bersumber dari cashflow yang di-generate oleh proyek. JSP dan JSR mendapatkan pendanaan dari konsorsium Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Nippon Export and Investment Insurance Co., Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB). Selain itu mereka juga mendapat pendanaan dari perbankan komersial yaitu Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd, Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Société Générale.
Baca berita tentang Pertamina lainnya di Tempo.co.