TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bakal melakukan lawatan ke Polandia pada pekan depan. Salah satu misinya, adalah untuk meyakinkan pemerintah Polandia untuk mendukung masuknya minyak sawit Indonesia ke pasar Uni Eropa. "Nanti kami lobby," ujar dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Kamis, 6 Desember 2018.
Baca: Luhut Panggil Susi Pudjiastuti Bahas Kapal Sitaan Pekan Depan
Luhut mengatakan Uni Eropa masih menolak mengimpor minyak sawit Indonesia lantaran alasan lingkungan. Sehingga, ia mengatakan akan menjelaskan sejumlah langkah yang telah ditempuh pemerintah. Langkah tersebut antara lain melakukan moratorium penanaman sawit.
"Kita kan sudah tidak membuat pelebaran, tetapi kita memperbaiki 41 persen yang punya small holder," ujar Luhut. Selain itu, ihwal sawit, menurut dia, juga berkaitan dengan program pembangunan berkelanjutan alias sustainable development goal nomor 1, yaitu soal kemiskinan. "Mereka harus tahu itu."
Setelah melalui sekian perundingan, negara-negara anggota Uni Eropa pada 14 Juni lalu menyetujui program pengurangan bertahap untuk sejumlah komponen pada biofuel, salah satunya sawit yang dianggap tidak linier dengan upaya pengendalian iklim. Program itu tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa atau EU's Renewable Energy Directive (RED II).
Kesepakatan itu dicapai setelah diadakan dialog antara Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa. "Kesepakatan politik telah dicapai untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Eropa," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guérend, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 16 Juni 2018.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah meminta berbagai pihak di Republik Cek membantu penghapusan potensi diskriminasi atas produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa. Wakil Menlu AM Fachir di Istana Kepresidenan Jakarta, menyebutkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pertemuan dengan delegasi Senat Republik Cek yang juga dihadiri wakil Kadin negara itu menyampaikan tiga hal termasuk masalah produk kelapa sawit.
"Pesan yang disampaikan adalah permintaan dukungan bagi produk kelapa sawit Indonesia, dan secara khusus kemudian disampaikan menyangkut 17 juta petani Indonesia yan terkait dalam produk kelapa sawit ini," katanya. Menanggapi permintaan itu, menurut AM Fachir, mereka menyatakan tidak memiliki persoalan terkait itu.
"Namun mereka tentu akan ikut agar persoalan itu dapat segera diselesaikan, antara lain terkait masih adanya potensi diskriminasi. Itu tadi Bapak Presiden minta supaya Republik Cek bisa membantu kita, " kata Fachir. Ia menyebutkan hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi adalah dukungan atas kerja sama parlemen kedua negara tertutama untuk memajukan pluralisme dan toleransi sekaligus juga kerja sama ekonomi.
Simak berita tentang Luhut hanya di Tempo.co
CAESAR AKBAR | ANTARA