TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pemerintah perlu realistis untuk menggenjot ekspor. Dia menyarankan pemerintah untuk melakukan pemetaan tujuan dan produk ekspor yang memiliki potensi baik.
Simak: Jokowi Imbau Pengusaha Stop Ekspor Bahan Mentah
"Kita (Indonesia) mau ekspor komoditas insentif, itu baik, tapi kita harus mapping produk kita bisa masuk ke pasar mana, jadi tidak bisa lagi semua produk diunggulkan," kata Shinta di Gedung Permata Kuningan, Rabu, 5 Desember 2018.
Hal itu, kata Shinta, bertujuan agar riset pasarnya menjadi lebih jelas. "Negara ini perlu produk ini, Indonesia bisa siapkan seperti apa, jadi sangat spesifik marketnya," ujar Shinta.
Menurut Shinta, agar ekspor naik, pemerintah juga harus membuat spesifikasi negara tujuan, produknya apa, dan bagaimana cara agar bisa meningkatkan produk sehingga berdaya saing. "Baru kemudian dari perjanjian dagang fasilitasi dari segi apa, misalnya tarif. Karena kebanyakan produk ekspor kita tidak kompetitif, karena kalah dari segi tarif," ujar Shinta.
Apindo melihat pangsa pasar di Afrika, sektor makanan dan minuman produk Indonesia sangat dibutuhkan. Kemudian, kata Shinta, mengembangkan trading house-nya juga perlu dilakukan.
"Kita kalau berbicara produk super besar seperti Indofood buka pabrik di Afrika, ini kan harus disupport lebih jauh. Kemudian bicara pasar Cina, kemarin ada pameran impor besar di Cina, ini dia buat pameran untuk produk impor makanya kita masuk, cuma skala kita terbatas, karena kemampuan kita juga," ujar Shinta.
Tapi, kata Shinta, Indonesia juga bekerjasama dengan Alibaba, di mana sudah ada lima produk unggulan Indonesia yang dijual melalui platform Alibaba untuk singles day beberapa waktu lalu. "Lumayan, ini harus terus digenjot," ujar Shinta.
Lebih lanjut Shinta mengatakan untuk perikanan, Indonesia baru bekerja sama dengan Norwegia agar perikanan Indonesia bisa mereka terima. "Produk perikanan apa yang diterima di Norway, ini yang perlu lebih di-mapping Indonesia," kata Shinta.
Shinta juga mencontohkan Thailand yang memiliki kekuatan ekspor di sektor industri otomotif dan buah-buahan. Shinta menegaskan agar Indonesia bisa spesifik memilih produk unggulan. "Dan mungkin kedepannya juga harus dispesifikan ke negara-negara tertentu," kata Shinta.