TEMPO.CO, Jakarta- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan proyek pembangunan jalan Trans Papua, pasca penembakan yang menewaskan 31 orang. Proyek tersebut salah satunya digarap oleh PT Istaka Karya, dengan nilai Rp 184 miliar.
BACA: Menteri PUPR Tegaskan Pembangunan Trans Papua Terus Berlanjut
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja, mengatakan PT Istaka Karya menggarap 14 jembatan. "Di mana progressnya 11 jembatan sedang dalam pelaksanaan, 3 jembatan akan mulai dikerjakan tahun 2019," kata dia, Selasa, 4 Desember 2018.
Pemerintah menargetkan membangun 35 jembatan di Papua. Perusahaan lainnya yang turut membangun, ialah PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 246,8 miliar, untuk pembangunan 21 jembatan. Endra mengatakan 5 jembatan sudah rampung dibangun.
BACA: Cerita Pekerja Istaka Karya Selamat dari Pembunuhan di Papua
Proyek yang digarap oleh PT Brantas Abipraya, dihentikan 4 bulan yang lalu. Alasannya, kata Endra, karena adanya korban dan gangguan keamanan yang serius. Adapaun lokasi proyek tersebut antara lain, Kali Kotek I, Kali Wolgilik, Kali Jun, Kali Labi, Kali Abeak, Kali Simal, Kali Moit, Kali Dumit dan Kali Rora.
Tanpa adanya jembatan, ujar Endra, masyarqkat akan sulit mendapatkan akses. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menjadikan pembangunan ruas Wamena – Habema – Mugi - Kenyam – Batas Batu - Mumugu sebagai prioritas pembangunan. "Bapak Presiden Jokowi pernah melakukan kunjungan kerja untuk memantau langsung progres pembangunan jalan pada ruas tersebut pada tanggal 10 Mei 2017," kata Endra.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan sebanyak 31 pekerja Istaka Karya diduga dibunuh kelompok bersenjata pada 2 Desember. Para pekerja PT Istaka Karya sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Menurut keterangan Polda Papua, hingga, 3 Desember 2018, sekitar pukul 22.35 WIT sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, sebanyak 8 orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput kelompok bersenjata. Tujuh di antaranya dibunuh, satu orang melarikan diri dan belum ditemukan.