TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kesulitan memenuhi target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara atau turis pada tahun ini. Rentetan bencana alam dan sejumlah insiden berskala nasional dinilai sempat membuat arus pelancong asing tersendat hingga akhir tahun.
Simak: Luhut Pandjaitan: Turis Asing Akan Kena Pungutan Sampah USD 10
Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas, Judi Rifajantoro, tak menampik peristiwa besar seperti gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, hingga kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 menyebabkan sebagian wisatawan menahan diri ke Indonesia. "Saya tak ada angka pasti, tapi bencana memang selalu berdampak ke pariwisata," ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Menurut dia, volume wisatawan asing yang berkunjung pada periode Januari-Oktober 2018 baru sekitar 13,24 juta orang. Padahal, kementerian menargetkan hingga 17 juta kunjungan hingga akhir tahun. "Mengejar 17 juta cukup berat. Dampak insiden ini kan berakumulasi," katanya.
Judi menuturkan bahwa target bisa tercapai jika volume kunjungan per bulan konstan di angka 1,5 juta turis. Namun, volume pelancong turun ke 1,2 juta pada September dan Oktober 2018. Adapun Badan Pusat Statistik mencatat jumlah turis asing pada Oktober lalu hanya mencapai 1,29 juta kunjungan. Volumenya turun 5,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kendati begitu, kementerian optimistis target 20 juta pelancong internasional pada 2019 bisa tercapat. Menurut Judi, volume turis stabil dan tak pernah menyentuh angka di bawah 1 juta. "Bisa saja nanti dinaikkan target volume per bulannya," tuturnya.
Pemerintah, Judi melanjutkan, tidak bisa menolak datangnya bencana, namun bisa mengembangkan langkah antisipasi. "Yang dilihat dunia kan secepat apa kita memulihkan keadaan," katanya. "Kita sangat memperhatikan keamanan wisatawan asing, khususnya saat ada bencana."
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, mengatakan lembaganya menggencarkan sejumlah strategi pemikat turis untuk mengejar target 2019. Beberapa diantaranya adalah pemberian paket wisata atau hot deals yang dikerjasamakan dengan industri dan agen, juga penambahan atraksi untuk menarik minat pelancong di perbatasan (cross border). "Kami juga promosi melalui operator dan agen di kantong-kantong wisata, seperti Singapura atau Thailand," katanya, kemarin.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sempat meminta situasi bencana tak diberitakan secara berlebihan. “Pemberitaan tentang korban dan kerusakan tetap ada. Namun, dalam waktu cepat, pers beralih ke isu lain seperti pemulihan pasca bencana atau mitigasi," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies/ASITA), Asnawi Bahar, mengatakan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja keras mengejar target pariwisata. "Insiden di Indonesia bahkan jadi pembicaraan di China dan mempengaruhi niat turis. Saya dapat info langsung dari biro perjalanan di Beijing dan Shanghai," ucapnya saat dihubungi.
Adapun Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo), Rudiana, mengatakan banyak maskapai carter yang harus memulihkan kondisi niaga. Aktivitas Gunung Agung sejak akhir 2017, kata dia, sempat membuat penumpang berpindah rute ke negara tetangga, seperti Thailand. "Kami harus pelan-pelan menarik lagi pasar yang sempat shifting itu," katanya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE | FRANCISCA CHRISTY ROSANA