TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai pengalaman yang dimiliki Dwi Sutjipto menjadi salah datu faktor dominan yang membuat bekas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) itu ditunjuk menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas alias SKK Migas.
Baca: Kepala SKK Migas: 4 Hambatan Paling Sulit di Operasi Hulu Migas
"Pak Dwi secara pengalaman sudah cukup mumpuni di bidang pengelolaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) karena sebelumnya dari Semen Indonesia, lalu ke Pertamina, mungkin ada harapan Pak Dwi bisa lebih memahami nuansa kebatinan teman-teman K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," ujar Komaidi kepada Tempo, Senin, 3 Desember 2018.
Lantaran pernah menukangi Pertamina sejak 2014 hingga dicopot pada 2017, Komaidi meyakini Dwi pernah merasakan persoalan yang dialami oleh para pelaku industri migas. Ibarat tim olah raga, kata dia, Dwi dinilai dapat menjadi pelatih yang menjiwai perasaan para pemain.
"Pak Dwi kemarin pemain sekarang diminta menjadi pelatih, fasilitator, atau apa pun istilahnya, tapi di atas pemain itu sendiri. Sehingga, bisa mengetahui apa yang harus dilakukan," ujar Komaidi lagi.
Ketimbang nama-nama yang berseliweran lainnya, misalnya saja Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin, Komaidi merasa pengalaman Dwi relatif lebih diperlukan untuk SKK Migas. Apalagi kalau pengalaman itu disandingkan dengan persoalan di sektor hulu migas, seperti menurunnya investasi dan stagnannya jumlah cadangan migas.
"Dengan pengalaman Pak Dwi, feeling bagaimana membesarkan Semen Indonesia dan mengomandoi Pertamina menjadi hal yang cukup berarti," tutur Komaidi.
Menteri energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan baru saja melantik Dwi Soetjipto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi alias SKK Migas di Kantor Kementerian ESDM pada hari ini. Dwi ditunjuk menggantikan Amien Sunaryadi yang telah memasuki masa pensiun.