TEMPO.CO, Buenos Aires -Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina semakin membayangi pembicaraan G20. Hal ini terjadi ketika Washington dan Beijing telah memberlakukan tarif ratusan miliar dolar AS atas impor satu sama lain setelah Trump memulai upaya untuk memperbaiki apa yang dilihatnya sebagai praktik perdagangan Cina yang tidak adil.
BACA: Perang Dagang Jadi Momok, Begini Proyeksi Indef Soal Ekonomi Indonesia 2019
Pembicaraan pada Sabtu, 1 Desember 2018 waktu setempat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang bertujuan meredakan perang dagang akan menjadi ujian bagi chemistry pribadi antara kedua pemimpin, yang dipuji Trump sebagai persahabatan yang hangat.
Pemimpin AS itu tersipu-sipu pada Jumat, 30 November 2018 waktu setempat sekalipun ia mencatat beberapa tanda-tanda positif. "Kami bekerja sangat keras. Jika kita bisa membuat kesepakatan itu akan bagus. Saya pikir mereka mau. Saya pikir kami ingin. Kita akan lihat," katanya.
Seorang pejabat kementerian luar negeri Cina di Buenos Aires mengatakan ada tanda-tanda peningkatan konsensus menjelang diskusi, tetapi perbedaan itu tetap ada.
Beijing berharap untuk membujuk Trump agar membatalkan rencana untuk menaikkan tarif pada 200 miliar dolar AS barang-barang Cina menjadi 25 persen pada Januari, dari 10 persen saat ini. Trump telah mengancam akan melanjutkan dengan itu dan mungkin menambahkan tarif pada 267 miliar dolar AS impor jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan.
Trump telah lama mencela surplus perdagangan Cina dengan Amerika Serikat dan Washington menuduh Beijing tidak bermain adil dalam perdagangan. Cina menyebut Amerika Serikat proteksionis dan menentang apa yang dilihatnya sebagai upaya mengintimidasi.
Kedua negara juga berselisih secara militer atas klaim ekstensif Cina di Laut Cina Selatan dan pergerakan kapal perang AS melalui Selat Taiwan yang sangat sensitif.
Pada Jumat, 30 November 2018, Xi dan para pemimpin dari kelompok negara-negara berkembang terkemuka BRICS - Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan - menyerukan dalam sebuah pernyataan untuk perdagangan internasional terbuka dan penguatan WTO.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahasa yang saat ini sedang dinegosiasikan untuk pernyataan akhir G20 juga akan mendukung reformasi badan perdagangan multilateral yang diperlukan untuk meningkatkan fungsinya.
Dalam upaya untuk memenangkan dukungan Cina, menyusul kegagalan untuk menyetujui pernyataan di APEC, delegasi G20 melunakkan bahasa pada praktik perdagangan yang tidak adil, kata para pejabat Eropa.
Washington, sementara itu, telah menegaskan pernyataan itu menekankan bahwa sistem perdagangan multilateral tidak berfungsi, kata salah seorang pejabat.
Baca berita tentang perang dagang lainnya di Tempo.co.