TEMPO.CO, Purwokerto -Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) R Ruly Adi berharap pengoperasian KA Joglosemarkerto dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang daerahnya dilalui kereta api itu. Namun akibat beroperasinya KA Joglosemarkerto, ada dua rangkaian kereta api yang sementara ini dihentikan pengoperasiannya yakni KA Kamandaka relasi Purwokerto-Tegal-Semarangtawang pergi pulang (PP) dan KA Joglokerto relasi Solo-Yogyakarta-Purwokerto PP.
Baca juga: Kereta Joglosemarkerto Bakal Hubungkan Daerah Wisata di Jateng
"Ini (KA Joglosemarkerto) adalah bentuk jawaban dari PT KAI kepada pengguna kereta api khususnya di mana terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk dan sudah tentu pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat, yang selama ini kalau kita mau ke Yogyakarta, Solo, dan Semarang harus naik-turun (kereta api) karena belum terjadi konektivitas," katanya saat peluncuran KA Joglosemarkerto di Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Karena itu, kata dia, PT KAI (Persero) meluncurkan KA Joglosemarkerto untuk mewujudkan konektivitas bagi masyarakat pengguna jasa kereta api khususnya yang berada di jalur Purwokerto, Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Dia mengharapkan keberadaan PT KAI (Persero) sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN) bisa mendukung perekonomian masyarakat khususnya yang ada di Purwokerto.
"Dengan hadirnya KA Joglosemarkerto ini adalah merupakan konektivitas antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi akan 'nyambung', Yogyakarta dan Jawa Tengah disambung dengan Joglosemarkerto ini," katanya.
Kendati demikian, akibat pengoperasian KA Joglosemarkerto, KA Kamandaka relasi Purwokerto-Tegal-Semarangtawang pergi pulang (PP) dan KA Joglokerto relasi Solo-Yogyakarta-Purwokerto PP berhenti beroperasi sementara. Menurut dia, penghentian operasi dua kereta api itu tidak memengaruhi keinginan masyarakat yang ada di Purwokerto apabila mau ke Yogyakarta, Solo, maupun Semarang.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan pada 2018, PT KAI (Persero) menargetkan dapat mengangkut penumpang dalam satu tahun tidak boleh kurang dari 400 juta orang.
"400 juta orang, tidak ada moda transportasi yang bisa menandingi. Kalau kita gabungkan seluruh maskapai penerbangan yang ada di Indonesia dalam satu tahun masih jauh penumpangnya, PT KAI sudah mampu 400 juta orang," katanya.
Saat ditemui wartawan usai peluncuran KA Joglosemarkerto, Ruly mengatakan dengan diluncurkannya KA Joglosemarkerto, "loop" (lingkar, red.) untuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta cukup memutar searah jarum jam dan sebaliknya.
"Jadi intinya untuk mengantisipasi dan menjawab kebutuhan masyarakat tentang pelaksanaan penumpang khususnya yang berada di jalur kereta api yang lewat Purwokerto ini," katanya didampingi Vice President PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto M.N. Huda D. Santoso.
Ia mengatakan rangkaian KA Joglosemarkerto terdiri atas dua kereta eksekutif berkapasitas 100 tempat duduk dan tujuh kereta ekonomi berkapasitas 560 tempat duduk dengan tarif berdasarkan jarak.
Menurut dia, PT KAI (Persero) masih menerapkan tarif promo terhadap KA Joglosemarkerto berupa diskon sebesar 10 persen.
Disinggung mengenai kemungkinan KA Kamandaka dan KA Joglokerto kembali dioperasikan, dia mengatakan hal itu tergantung dari kebutuhan masyarakat.
"Memungkinkan saja, karena kita selalu adaptif dengan kebutuhan masyarakat. Kalau memang masyarakat membutuhkan itu dan trayeknya layak untuk dilakukan, kita akan hidupkan kembali (KA Kamandaka dan KA Joglokerto)," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyambut baik pengoperasian KA Joglosemarkerto yang diharapkan dapat menggeliatkan perekonomian masyarakat.
"Pemerintah Kabupaten Banyumas dan PT KAI kan sama, sama-sama pelayan masyarakat. Jadi ini (KA Joglosemarkerto, red.) pasti akan menggeliatkan roda perekonomian," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui peningkatan frekuensi perjalanan kereta api yang melintas di wilayah Kabupaten Banyumas berdampak pada kemacetan yang terjadi di sejumlah perlintasan sebidang, antara lain di Tanjung dan Rawalo.
ANTARA