TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rupiah memiliki ruang penguatan untuk tembus Rp 13 ribu per dolar Amerika Serikat. Sebab, saat ini tekanan global sedang mereda terhadap Indonesia.
Baca juga: Hari Ini Kurs Rupiah Jisdor Menguat Jadi Rp 14.339 per Dolar AS
"Kita masih punya ruang untuk penguatan rupiah. Masih bisa tembus ke arah Rp 13 ribu, punya, kita masih punya ruang itu. Dengan catatan tidak ada kejadian aneh-aneh lagi," kata Darmin di kantornya, Jakarta, 30 November 2018.
Namun, kata Darmin, ke depan masih banyak kejadian di dunia yang bisa mempengaruhi arah nilai tukar rupiah. Di mana kejadian-kejadian itu tidak bisa diduga.
"Artinya, apa misalnya, hari ini G20 mulai. Kalau Trump (Presiden AS Donald Trump) tidak ketemu sama Xi Jinping (Presiden Cina) atau ketemu, tapi tidak ada kesepakatan untuk meredakan perang dagang, ya pasti ada tekanan lagi," ujar Darmin.
Tetapi, kata dia, jika Trump ketemu Xi Jinping, tekanan tetap masih akan ada tetapi ada peredaan.
Darmin menilai rupiah masih mungkin tertekan dalam keadaan seperti ini meski tidak seperti di awal-awal lagi perang dagang.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat hari ini. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.339 pada 30 November 2018.
Angka tersebut menunjukkan penguatan 69 poin dari nilai sebelumnya yang sebesar Rp 14.408 pada 29 November 2018. Sedangkan pada 29 November 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.480 dan kurs beli Rp 14.336.
Angka Rp 15 ribu per dolar AS pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018. Sedangkan pada pergerakan Jumat, 2 November 2018, rupiah kembali menyentuh Rp 14 ribu per dolar AS.