TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bercerita mengenai kegagalan rencana Pemerintah Indonesia untuk ikut berperan dalam mengendurkan tensi perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Menurut Jokowi, usaha tersebut dilakukan ketika dirinya menghadiri pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Papua Nugini pada 17-18 November 2018.
Baca: Jokowi Minta Insentif Tax Holiday Dievaluasi
Jokowi menceritakan dalam pertemuan yang juga dikenal dengan KTT APEC ini, dua kelompok tersebut terlihat berada dalam kelompoknya masing-masing. Sedangkan Indonesia, menurut Jokowi memilih untuk berada di tengah-tengah.
"Saya sudah sampaikan ke Menteri Luar Negeri, ngomong dengan sana dengan sini. Apa Indonesia bisa menjembatani itu. Dari pagi sampai siang, sampai setengah 3 ternyata enggak bisa, sulit," kata Jokowi dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 27 November 2018.
Kemarin Bank Indonesia kembali mengelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia atau PTBI. Pertemuan tahunan 2018 ini digelar dengan mengambil tema "Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan." Dalam pertemuan tahunan itu, BI memaparkan arah kebijakan ekonomi khususnya di bidang moneter pada tahun 2019.
Dalam acara tersebut, selain Gubernur Bank Indonesia dan Presiden Jokowi, hadir pula para menteri kabinet kerja, kepala daerah, pengamat ekonomi, pelaku industri keuangan, perbankan hingga pimpinan redaksi media massa.
Menurut Jokowi, kondisi tersebut menunjukkan bahwa fenomena perang dagang adalah hal yang betul-betul terlihat. Ia mengatakan menyaksikan kondisi tersebut, bahwa memang antara China dan Amerika Serikat memang tengah bersitegang.
"Kami menyaksikan pimpinan negara ekonomi terkuat nomor 1 dan nomor 2 dunia yaitu Cina dan AS bersitegang dan sulit dipersatukan. DI APEC kemarin mengelompok disana, mengelompok disini," kata Jokowi.
Akibat kondisi demikian, pada pertemuan APEC yang lalu, tidak ada kesepakatan yang berhasil diambil akibat masih tingginya tensi perang dagang. Tidak adanya keputusan tersebut menjadi sejarah baru dalam 29 tahun pertemuan APEC selama ini.
Baca: Prabowo Bandingkan Rasio Pajak di Era Soeharto dan Jokowi
Karena itu, Jokowi mengingatkan perang dagang belum akan selesai pada tahun depan. Karena itu, Indonesia perlu waspada karena tahun depan ketidakpastian ekonomi dunia masih akan terus membayangi kondisi perekonomian dunia dan juga domestik.