TEMPO.CO, Jakarta- VP Corporate Affairs Gojek Indonesia, Michael Say mengatakan mitra Gojek atau pengemudi ojek online merupakan salah satu pengerek ekonomi Indonesia yang cukup besar. "Berdasarkan data LD UI, 90 persen mitra Gojek puas dengan peningkatan kualitas hidupnya," ujar dia di Kantor Gojek, Jumat, 23 November 2018.
BACA: Prabowo Sedih Pemuda Jadi Ojol, Gojek: Mereka Pengusaha Mikro
Michael menjelaskan, rata-rata pendapatan ojek online Rp 3,5-4,5 juta perbulannya. Angka tersebut di atas upah minimum regional atau UMR DKI Jakarta Rp 3.648.035. Menurut Michael profesi ojek tidak seperti dahulu kala, Gojek selalu mengembangkan inovasi untuk meningkatkan pendapatan mitranya.
Program yang diberikan Gojek untuk para driver onek online, antara lain cicilan untuk naik haji dan rumah. "Untuk karyawan Gojek sendiri itu tidak ada," ucap dia.
Saat ini, kata Michael, sudah ada 400 mitra ojek online yang sudah mengikuti program cicilan rumah dan sudah disetujui untuk kreditnya. Selain itu, ada tabungan untuk naik haji, bagi mitra Gojek yang ingin menunaikan ibadah di tanah suci.
Baca Juga:
BACA: Tersinggung dengan Prabowo, Sopir: Ojek Online Pekerjaan Halal
Sebelumnya, dalam acara Indonesia Economic Forum atau IEF, Prabowo mengaku sedih dengan adanya fenomena munculnya meme yang menggambarkan pemuda menjadi pegemudi ojek setelah lulus sekolah. Dia mengatakan, gambaran meme tersebut seharusnya tidak terjadi pada generasi muda di Indonesia.
Kegelisahan Prabowo tersebut disampaikan dengan menunjukkan keberadaan sebuah meme yang ditampilkan dalam sesi presentasi pidatonya. Terlihat dalam meme tersebut terdapat lintasan gambar topi yang kemudian berubah menjadi helm.
Di ujung awal gambar, terlihat bahwa terdapat sebuah topi bergambar logo Tut Wuri Handayani berwarna merah, yang menggambarkan tingkat sekolah dasar atau SD. Sedangkan di sisi ujung belakang gambar, terdapat gambar sebuah helm berwarna hijau yang menyimbolkan seorang pengemudi ojek berbasis aplikasi.
Dengan adanya kondisi tersebut, Prabowo berharap bahwa para pemuda Indonesia tidak mengalami hal itu. Menurut dia, sebagai pemuda Indonesia tidak seharusnya menjadi pengemudi ojek.
Baca berita tentang Gojek lainnya di Tempo.co.