Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebut Tak Ada Masalah Inflasi, BI: Belum Perlu Kebijakan Moneter

image-gnews
Harga Pangan Naik 20 Persen Menjelang Lebaran
Harga Pangan Naik 20 Persen Menjelang Lebaran
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyatakan hingga kini belum ada kebijakan moneter khusus yang diperlukan untuk mengatasi persoalan inflasi, terutama inflasi di sektor pangan. Sebab, tingkat inflasi secara nasional masih terkendali dan berada di rentang target pemerintah yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen. "Inflasi, no issue untuk sementara waktu," katanya, dalam acara diskusi di Graha Niaga, Jakarta Selatan, Rabu, 21 November 2018.

Baca: Pantau Harga Pangan, Jokowi Mengaku Sarapan Angka Tiap Hari

Badan Pusat Statistik atau BPS pada awal November lalu mengumumkan inflasi pada Oktober 2018 ini mencapai 0,28 persen month-to-month (mtm) dan 3,16 persen year-on-year (yoy). Kepala BPS Suhariyanto hanya meminta agar perhatian khusus diberikan pada Desember 2018 saat natal dan liburan akhir tahun. Pada momentum inilah inflasi biasanya mulai beranjak naik.

Walau masih ada dua momentum besar tersebut, BI tetap mematok proyeksi inflasi hingga akhir 2018 masih cukup rendah yaitu 3,2 persen atau di bawah titik tengah 3,5 persen. Itulah sebabnya, isu inflasi agak dipinggirkan sementara, sehingga fokus utama BI saat ini adalah mengontrol Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yang pada kuartal III mencapai 3,37 persen, menembus batas aman 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution setali tiga uang. Ia mengatakan saat ini Indonesia menghadapi persoalan yang pelik terkait transaksi berjalan yang defisit, terlebih jika masalah ini sering kali dibawa ke ranah politik.

"Kita itu kan di bidang ekonomi, menghadapi persoalan fakta-fakta, bahwa transaksi berjalan kita defisitnya, walaupun tidak besar sekali, tapi cukup merepotkan," kata Darmin, di kantornya, Senin, 19 November 2018.

Meski begitu, menurut Dody, defisit tetap harus dijaga agar tidak liar. Defisit tersebut masih tergolong sehat karena salah satu komponennya, yaitu impor, masih disalurkan untuk mendorong investasi.

Sebagai contoh, impor nonmigas September 2018 meningkat 13,54 persen dibanding September 2017. "Ini impor memang untuk mendorong infrastruktur, impor belanja modal masih di atas impor konsumsi," kata Dody.

Selain defisit transaksi berjalan, perhatian BI saat ini juga dialihkan pada Balance of Payment atau Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar pada kuartal III 2018. Angka ini naik dari defisit pada kuartal II 2018 yang hanya US$ 4,3 miliar. Melebarnya defisit NPI di kuartal III 2018 ini juga tak lepas dari meningkatkan defisit transaksi berjalan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua masalah ini sebenarnya bisa di atasi lewat perbaikan di sektor industri pengolahan atau manufaktur, mengontrol impor, dan menggenjot ekspor. Tapi menurut Direktur Eksekutif dari lembaga think tank, Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, kebijakan yang ditularkan pemerintah dan tren yang terjadi masih belum berdampak signifikan.

Dody mencontohkan dari sisi investasi di sektor sekunder seperti manufaktur. Pada kuartal III 2018, Penanaman Modal Asing (PMA) untuk sektor sekunder turun 24 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) turun 13 persen. Beberapa masalah, kata dia masih menghambat investasi dan belum terpecahkan solusinya. "Pembebasan lahan sampai tumpang tindih peraturan."

Regulasi pengurangan impor seperti kebijakan PPH impor dan bea masuk barang konsumsi juga dinilai tidak siginfikan, meskipun tetap menuai hasil. Jika dilihat lebih luas yaitu dari Januari sampai September 2018, impor barang modal tumbuh 28,7 persen yoy, tapi impor barang konsumsi lebih tinggi lagi, 29,3 persen yoy.

Baca: Indef Nilai Perbaikan Data Beras Tak Cukup Bendung Inflasi Pangan

Sementara regulasi untuk menggenjot ekspor seperti pemotongan pajak deposito Dana Hasil Ekspor (DHE) juga ternyata tidak banyak diminati eksportir. Pada Januari hingga September 2018, ekpor produk manufaktur hanya tumbuh 5 persen, lebih rendah dari capaian sepanjang 2017 yaitu 15 persen.

HENDARTYO HANGGI

Simak berita terkait inflasi hanya di Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

10 jam lalu

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images
Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.


Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

10 jam lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.


Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

14 jam lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani ketika ditemui di Kemenko Marves pada Selasa, 22 Agustus 2033. TEMPO/Riri Rahayu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.


Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

1 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024


Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

1 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.


Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.


Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

1 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

1 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

1 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.