TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan mengatakan Bank Mandiri akan menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia ke bunga kredit secara signifikan pada Januari 2019.
BACA: Bank Mandiri Rilis Pembayaran QR Code Mandiri Pay Januari 2019
"Jadi kami akan melihat kemampuan bayar nasabah, maupun kemampuan pertumbuhan kredit juga ya karena kami pengen lihat kalau kami naikan sekian basis poin impact-nya ke pertumbuhan dan ke kemampuan bayar seperti apa, per segmen juga beda-beda," kata Kartika di Jakarta, Jumat 16 November 2018.
Kartika mengatakan pada segmen konsumer seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kepemilikan mobil akan dinaikkan lebih cepat. Sedangkan, kata Kartika, segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah belum akan dinaikkan dulu.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 November 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.
"Keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan Bank Indonesia untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat, 16 November 2018.
Perry mengatakan kenaikan suku bunga kebijakan tersebut juga untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.
Kartika juga mengatakan keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,00 basis poin, tepat. "Jadi kenaikan suku bunga ini saya rasa tepat, karena memang perlu untuk front loading dan perlu lakukan antisipasi," kata bos Bank Mandiri ini.