TEMPO.CO, Jakarta - Tutut Soeharto menyebutkan pada era Orde Baru terjadi swasembada beras. "Alhamdulillah, pada era Orde Baru, atas kerja keras segenap rakyat Indonesia, kita berhasil swasembada beras," ujarnya dalam melalui akun Twitter-nya, @TututSoeharto49, Kamis malam, 15 November 2018.
Baca: Giliran Titiek Soeharto Ditantang Netizen 50 Ribu Dapat Apa
Tutut Soeharto yang bernama lengkap Siti Hardijanti Indra Rukmana ini menambahkan, di masa orde baru itu, pemerintahan di bawah Presiden Soeharto malah memberi bantuan kepada negara-negara lain. "Kita juga memberikan bantuan kepada negara-negara lain yang mengalami kekurangan atau krisis pangan pada waktu itu."
Lebih jauh Tutut Soeharto yang merupakan anak sulung dari Soeharto itu menyebutkan kondisi sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya sangat mendukung untuk terjadinya swasembada pangan. "Karunia Allah Swt sangat besar atas bangsa ini. Kita hidup didaerah kaya sumber pangan," tuturnya lewat cuitannya di Twitter.
Untuk itu, menurut Tutut Soeharto, seluruh bangsa harus berupaya memanfaatkan sumber pangan tersebut agar bisa menciptakan kembali swasembada. "Smg kita semua bisa mengelolanya dan bisa memenuhi kebutuhan pangan o/ kita sendiri Kita harus betul-betul menjadi bangsa yang mandiri dalam arti sesungguhnya. Itu semua harus diperjuangkan."
Pernyataan Tutut Soeharto ini tak lama dilontarkan setelah Titiek Soeharto mengkritik pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla yang tak memenuhi janji kampanyenya pada saat Pemilihan Presiden 2014 lalu. Saat itu, kata Titiek Soeharto, Presiden Jokowi janji dalam waktu tiga tahun akan swasembada padi jagung kedelai, tapi nyatanya sampai sekarang bukan swasembada malah impor.
"Padahal kita ini negeri yang kaya, tapi kita malah impor," ujar Titiek ketika ditemui usai memimpin pertemuan temu relawan dan simpatisan Prabowo-Sandi se-Provinsi Banten di Cilegon, Rabu, 14 November 2018. "Dari beras, jagung, cabai, sampai cangkul diimpor," katanya.
Titiek Soeharto pun menuding banyak program swasembada pangan di era Jokowi yang tak berhasil. Pasalnya, di bidang pertanian dan pangan yang faktanya banyak impor pangan. "Banyak alasan kenapa presiden harus Pak Prabowo, karena tidak sedikit permasalahan di negeri ini, katakan saja, misalnya, kondisi pangan dan pertanian," ucapnya.
Atas cuitan Tutut Soeharto itu, tak sedikit netizen yang mengomentarinya. Joe Samsir misalnya menyebutkan, "Hua hua hua.... . Rakyat disumpal dg swasembada. Duit negara diperas habis oleh keluarga cendana dan kroni-kroninya. Bisnis di monopoli oleh cendana. Orang tdk sepaham di culik. Media di bungkam habis. Gue man ogahh balik lagi ke ORBA lagi," ujarnya seperti dikutip dari akun Twitter @mencalik, Kamis, 15 November 2018.
Lain lagi Denny Siregar yang menyebutkan, "Swasembada beras yang dimaksud klan cendana itu adalah bagaimana menguasai hulu sampai hilir makanan pokok bangsa Indonesia. Jangan percaya pada pernyataan mereka yang sejak kecil hidup dari uang hasil merampok kekayaan negeri ini.." Ia mencuitkan hal tersebut melalui akun Twitter @Dennysiregar7, Jumat, 16 November 2018.
Ada juga Bredahana melalui akun Twitter @brehadana777 yang mempertanyakan klaim swasembada pangan tersebut. "Tahun berapa Orba swasembada pangan? Selama 32 tahun berkuasa, Orba hanya berhasil swasembada pangan tahun 1984. Itu pun masih impor beras kwalitas premium. Sebelum & sesudah 1984, Orba selalu impor beras. Itulah faktanya," katanya.
Bredahana juga mempertanyakan swasembada pangan yang disebut-sebut Titiek Soeharto maupun Tutut Soeharto. "32 tahun berkuasa, Orba hanya mampu swasembada pangan tahun 1984, itu pun masih impor beras kualitas premium. Sebelum dan sesudah 1984 sampai Soeharto lengser, Orba selalu impor beras dan pangan," ujarnya.
Baca: Viral, Netizen Tanggapi Titiek Ingin Lanjutkan Program Soeharto
Sementara itu Nanda Sathya dalam menanggapi pernyataan Titiek Soeharto, malah mempertanyakan strategi dari calon presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan tersebut. "Tambah lagi ya. Kalau dari kubu 02 ada penjabaran cara-cara untuk swasembada beras, monggo, di share, pasti saya baca. Kalau bilang swasembada mau pakai persis cara Orba, ya saya gak mau," ujarnya seperti dikutip dari akun Twitter @nsthya, Kamis, 15 November 2018
ANTARA