TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bahwa setiap negara sedang menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak stabil, serta meningkatnya sentimen proteksionisme dan anti globalisasi.
BACA: KTT ASEAN, Jokowi Minta Peningkatan Kerja Sama Maritim
Hal ini, kata Jokowi, sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan karena dapat merusak sistem perdagangan multilateral, mengganggu pertumbuhan ekonomi kawasan dan nasional, dan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar.
“Situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. Capital outflow yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar,” kata Jokowi dalam siaran tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Kamis, 15 November 2018.
Untuk menjaga ketahanan ekonomi, Jokowi mengingatkan agar mekanisme kawasan harus dipastikan berjalan dengan baik. Sehingga, Jokowi melihat bahwa Chiang Mai Initiative Multilateralisation atau CMIM harus diperkuat.
BACA: Jokowi dan Presiden Cile Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dan Kelautan
Selain itu, aksi konkret harus dilakukan. Misalnya, meningkatkan kontribusi pada CMIM, sehingga dana bantuan yang cukup harus siap untuk membantu anggota yang membutuhkan. Kemudian operasionalisasi CMIM harus lebih implementatif. CMIM harus tanggap membantu anggota yang terkena krisis keuangan.
“Ketiga, saya mengusulkan agar kita tugaskan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk bahas peningkatan dana talangan menjadi 2 kali lipat,” katanya.
Dalam forum tersebut, Jokowi juga mengingatkan untuk mulai mengurangi ketergantungan kawasan terhadap satu mata uang melalui implementasi efektif kerja sama currency swap. Juga meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran transaksi perdagangan lintas negara. “Kerja sama APT harus menjadi bagian dari solusi global,” ucapnya.
Untuk itu, Jokowi mengatakan bahwa APT perlu melakukan kerja sama yang lebih erat untuk mewujudkan Asia Timur dan Asia Tenggara yang stabil dan sejahtera. Selain itu, kata Jokowi, perdamaian dan kesejahteraan kawasan kita, tidak dapat dipungkiri sangat ditentukan APT. “Kerja sama ASEAN Plus Three sangat penting artinya,” tuturnya.