"Petani yang lahan budidayanya di laut merupakan pekerja, pemilik, sekaligus penjual. Jadi kepemilikan lahan dan sistem kerja tidak seperti 'korporat'," ujar Safari kepada Bisnis.
Safari menjelaskan orientasi ekspor tersebut terjadi karena rendahnya permintaan dalam negeri. Untuk itu, dia menilai perlu adanya promosi pemanfaatan hasil olahan rumput laut di dalam negeri.
Saat ini, industri dalam negeri masih fokus mengolah bahan baku rumput laut menjadi hidrokoloid (seperti agar-agar), padahal menurut Safari masih terdapat beberapa cara pengolahan lain yang bisa dikonsumsi industri maupun masyarakat.
Kebijakan pemerintah pun menurutnya perlu ditinjau ulang, khususnya terkait larangan ekspor bahan baku. Safari menjelaskan bahwa rumput laut merupakan bahan baku, sehingga pemerintah perlu menerapkan strategi dan pendekatan yang mengacu pada konsep global value chain.