TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur mengeluhkan antrian pembelian Bahan Bakal Minyak (BBM) solar di beberapa SPBU dalam kota Balikpapan. Antrian panjang kendaraan berdampak terjadinya kemacetan di sepanjang jalan Balikpapan.
Simak: Tim Prabowo Sebut Mobil Murah Dongkrak Impor BBM
“Solar Premium subdisi seharusnya diberikan kepada masyarakat tidak mampu tapi yang terjadi di lapangan banyak kendaraan harus tidak pakai BBM subsidi tapi minumnya pakai BBM subsidi,” kata Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, Selasa 13 November 2018.
Kota Balikpapan, menurut Rizal, terkenal sebagai salah satu kota minyak di Indonesia. “Punya kilang dan Pertamina sediakan minyak untuk Indonesia Timur tapi kita antri minyak,” katanya.
Pemerintah sudah menetapkan aturan baku konsumsi BBM per masing masing daerah. Masyarakat pun harus bijak dalam memanfaatkan BBM subsidi maupun non subsidi.
“Pada jam tertentu, antrian pengisian BBM solar menjadi pemandangan biasa,” sesalnya.
Seperti yang terjadi di SPBU dalam kota Gunung Malang, Gunung Guntur dan Kebun Sayur, termasuk SPBU luar kota yakni Km 4, KM 9 dan KM 15.
Seperti diketahui, Pertamina Balikpapan menghentikan sementara pasokan BBM ke SPBU di KM 9 jalan Poros Balikpapan –Samarinda.
Penghentian distribusi BBM sementara ini dilakukan karena pengelola SPBU Km 9 menjual BBM subsidi kepada kalangan mampu. Sehingga jatah BBM subdisi bagi warga tidak mampu berkurang.
Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan, Yudi Nugraha, menjelaskan, penutupan sementara SPBU di KM 9 ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pemilik SPBU.
“Kemarin sempat ditutup ya mungkin ada pelanggaran itu jual BBM subsidi seharusnya kepada masyarakat tapi banyak mobil-mobil antrian. Itu ditutup dulu kasih peringatan,” ungkapnya.
Hal ini juga menjadi perhatian bagi pelaku usaha SPBU untuk tidak memberikan pelayanan kepada kendaraan industri mengantri mendapat BMM Subsidi. “Tahun ini memang disanksi Km 9. Kita juga berikan sanksi diluar Balikpapan ada beberapa kita berikan sanksi. Intinya mereka kembali ke jalur aturan,” tandasnya.
Akibatnya banyak kendaraan lain yang seharusnya menikamti subsidi harus mencari BBM ke SPBU kota sehingga terjadi antrian yang cukup panjang. Akibatnya mempengaruhi situasi lalulintas di dalam kota.
“Kemarin banyak yang lari ke kota. Kita kuota tetap hanya dipindahkan saja Cuma banyak tidak tahu sehingga lari kekota tapi di kota sedang banyak perbaikan jalan akibatnya ya macet,”katanya.
Pertamina sudah menggelar pertemuan dengan walikota dan muspida terkait persoalan ini. Dibuat keputusan bahwa pelayanan bbm subsidi dilakukan pada malam hari pukul 22.00 wita. “Itu salah satu solusinya. Dan SPBU di Km 9 dalam waktu dekat kita buka lagi,” tukasnya.
Diketahui pada jam tertentu terjadi antrian kendaraan di SPBU terlihat di SPBU Gunung Guntur, Gunung Malang dan Kebun Sayur. Antrian Solar ini mempengaruhi lalulintas di dalam kota. Antrian panjang juga terjadi di SPBU Km 4, dan Km 15 oleh kendaraan-kendaraan besar seperti truk.
DPRD Kota Balikpapan berencana memanggil Pertamina terkait pasokan BBM solar bagi masyarakat. Pasalnya, kondisi tersebut, bisa berdampak pada distribusi barang yang berimbas pada melonjaknya harga.
“Pasti kami panggil karena butuh penjelasan dari Pertamina. Kota minyak kok nggak ada minyaknya. Kalau distribusi sembako terhambat gara-gara itu, ya bisa berdampak naiknya harga dan menjadi inflasi,” ujar anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan Daeng Lala.