TEMPO.CO, Jakarta - Binaartha Sekuritas memproyeksikan pelemahan IHSG masih berlanjut dalam sesi dagang hari ini, Selasa 13 November 2018.
BACA: Hari Ini IHSG Ditutup Menguat Didukung Apresiasi Kurs Rupiah
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan hal tersebut menyusul terlihat pola long black closing marubozu candle. "Mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support," kata dia seperti dilansir Bisnis.com, Selasa 13 November 2018.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.741,378 hingga 5.705,702.
Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 5.848,406 hingga 5.919,757. Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.
Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak cenderung tertahan pada area support dengan peluang rebound jangka pendek pada support resistance 5.760-5.815.
Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG break out support MA50 secara teknikal mengindikasi pelemahan lebih lanjut kembali pada bearish trend line. Indikator stochastic bergerak bearish setelah dead-cross pada area overbought.
Momentum bearish terlihat cukup curam pada indikator RSI. Sehingga pergerakan selanjutnya IHSG akan menguji support lower bollinger bands sebagai penahan pelemahan terdekat sebelum indikasi rebound jangka pendek terlihat.
Namun saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya CPIN, MAIN, ICBP, JSMR, INKP, TKIM, PNBN.
Dalam perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 1,65% atau 97,10 poin kelevel 5.777,05 dengan indeks sektor Aneka Industry (-3.16%) dan Konsumer (-2.50%) menjadi pemimpin pelemahan sektoral. Saham ASII (-3.67%) menjadi top kontributor pelemahan IHSG hingga diperdagangkan dengan PER terendah 2 tahun terakhir di level 13.5x dengan rata-rata PER 15.2x.
Saham HMSP (-2.94%) masih memimpin top kontribusi pelemahan IHSG karena aksi rebalancing investor akibat rencana penambahan variable free float pada pembobotan Indeks LQ45 dan IDX30.
Rupiah melemah hampir sepersen ke level Rp14.820 per USD dimana menjadi pemimpin pelemahan mata uang Emerging Market pada hari ini akibat dari sentimen neraca pembayaran yang kian melebar mendekati 3,5% dari GDP. Investor asing pun tercatat net sell 17.66 Miliar rupiah.