TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian memastikan bahwa total jagung untuk kebutuhan pakan ternak unggas yang akan diimpor mencapai 100 ribu ton. Saat ini, Kementan telah mendata sejumlah daerah yang akan mendapat pasokan jagung impor tersebut dan melaporkannya ke Perum Bulog.
Baca: Mentan Sebut Stok Jagung Dalam Negeri Dikuasai Perusahaan Besar
"Di Jawa semua, terutama Blitar, Kendal, Solo, Subang, Malang, 60 persen untuk Jawa Timur," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Ketut Diarmita dalam acara diskusi di Jakarta, Senin, 12 November 2018. Sedangkan, harga jagung di daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan, menurut dia, masih normal sehingga belum akan mendapat jagung impor.
Di saat yang bersamaan, Bulog juga sudah menutup lelang terbuka untuk pengadaan 100 ribu ton jagung ini. Begitu jagung masuk ke Indonesia, maka Perum Bulog yang telah mendapat penugasan akan langsung menggelontorkannya kepada para peternak unggas mandiri yang membutuhkan. "Sekarang ini harga stabil nggak? Kalau nggak, kan makin cepat (disebarkan) makin stabil."
Sebelumnya, Sebelumnya, rapat koordinasi terbatas dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, 2 November 2018. Dalam rapat itu, kementerian menyetujui usulan kuota impor 50 sampai 100 ribu ton jagung dari Kementerian Pertanian. Walau begitu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan hingga hari ini masih belum mengeluarkan persetujuan impor jagung. "Jadi kami masih menunggu," ujarnya di hari yang sama.
Empat hari pasca keputusan ini, Amran mengatakan impor jagung hanya untuk mengontrol harga agar stabil. Sebab, di pasaran, harga jagung telah menyentuh Rp 5 ribu per kilogram dan bisa menyulitkan para peternak. Tapi menurut Amran, apabila harga jagung menurun, impor tak akan dilanjutkan. “Ini baru rencana impor jagung 50 ribu oleh Bulog. Itu pun pemerintah yang impor bukan dilepas. Kalau mungkin harga turun, enggak mungkin dikeluarin sebagai alat kontrol aja,” kata Amran di Kementerian Pertanian, Selasa, 6 November 2018.
Walau begitu, Ketut membenarkan bahwa jagung tidak akan digelontorkan di daerah yang tengah mengalami panen seperti Kediri dan Mojokerto."Kami harapkan impor ini untuk menjaga stabilitas, jangan sampai petani kita panen, impor kita jalan," ujarnya. Kalau petani tengah panen, maka jagung ini akan disimpan di Bulog dulu dan hanya dikeluarkan jika hasil panen di daerah tersebut tidak mencukupi.