TEMPO.CO, Madiun - PT Industri Kereta Api atau INKA mendapatkan dana senilai US$ 30 juta atau setara dengan Rp 440 miliar. Suntikan investasi ini diperoleh melalui kerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat, Progress Rail.
Baca: Bangun Pabrik di Banyuwangi, PT INKA Butuh Rp 1,6 Triliun
"Kami sudah tanda tangan loan of agreement dengan Progress Rail ketika pertemuan IMF. Komitmen awal mereka 30 juta dolar AS," ujar Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro kepada Antara di Madiun, Rabu, 7 November 2018.
Menurut Budi, investasi itu untuk pengerjaan lokomotif yang memang meningkat kebutuhannya. Sebelum perjanjian diteken, kata dia, Progress Rail yang merupakan bagian dari Caterpillar Group telah mengunjungi pabrik INKA di Madiun, Jawa Timur. "Mereka senang melihat anak-anak muda di INKA dan desainnya bagus," kata Budi menirukan respons tamunya dari Progress Rail.
Budi menambahkan, pabrik lokomotif disiapkan di satu blok areal seluas 83 hektare. Lokasinya di Banyuwangi ditargetkan mulai beroperasi untuk tahap 1 pada 2020. Pabrik lokomotif ini dipersiapkan untuk ekspor. Mengambil tempat di Banyuwangi karena untuk menekan biaya logistik. Jarak antara pabrik dengan pelabuhan hanya berjarak 3,2 kilometer.
Selain perusahaan Amerika Serikat, kata Budi, INKA juga hendak menggandeng PT Kereta Api Indonesia atau KAI untuk menanamkan modal di pabrik tersebut, yang mampu memproduksi 4 unit kereta per hari. "Sehingga nantinya ada tiga perusahaan, yaitu INKA, KAI dan Progress rail".
Adapun proses pendirian pabrik di Banyuwangi, Budi menambahkan, tahapannya sekarang sudah lelang yang diikuti sejumlah kontraktor. Di antaranya PT Wika, PP dan PT Adhikarya, serta proses izin mendirikan bangunan atau IMB. "Akhir bulan ini sudah ada pemenang lelangnya."