TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan beberapa kebijakan pemerintah, terutama dari segi pengelolaan CAD atau defisit transaksi berjalan, sudah terlihat hasilnya.
Baca juga: Sistem Rusak, Lion Air JT 610 Dipandu karena 'Terbang Buta'
Menurut Dody, keberhasilan tersebut belum bisa dilihat secara maksimal. "Ini jangan langsung kita lihat dampak impornya langsung berkurang. Karena bagaimanapun ada juga import yang terus berjalan, sebab untuk kegiatan invesgasi utama infrastruktur, juga masih terus berlangsung," kata Dody, di Gedung Hotel Pullman, Selasa, 6 November 2018.
Namun, Dody mengungkapkan, untuk impor-impor non strategis seperti konsumsi relatif sudah lebih rendah. "Angka pertumbuhan impor riil itu sendiri dihitungan ketiga di bawah hitungan kedua," ungkap Dody.
Dody menjelaskan, kebijakan pemerintah yang telah diberlakukan pada bulan September 2018, akan terlihat hasilnya pada masa mendatang. "Hasilnya belum terasa di hitungan ketiga. Jadi, mungkin akan lebih banyak yang kita lihat atau kita rasakan pada dihitungan keempat," kata Dody.
Baca juga: Tunjangan Kinerja Pegawai BPS Naik, Bisa Sampai Rp 33 Jutaan
Dalam pandangan Bank Indonesia, Dody menambahkan, fundamental nilai tukar rupiah akan terus dijaga. Stabilitas rupiah akan terus dilakukan dalam beberapa hal. "Tentunya dari sisi kombinasi, kita memainkan suku bunga, intervensi di pasar keuangan, dan juga dari nilai tukar uang itu sendiri didepresiasikan secara gradual," kata Dody.
AQIB SOFWANDI