Jakarta - Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 bertemu dengan pemilik Lion Air Rusdi Kirana serta perwakilan pemerintah seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas, Kepala KNKT dan DVI Polri di Hotel Ibis, Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Baca juga: Rusdi Kirana Hanya Diam Saat Bertemu Keluarga Korban Lion Air
Dalam pertemuan itu mereka mengungkapkan sejumlah keluhan. Berikut lima keluhan keluarga korban Lion Air yang terungkap dalam pertemuan tersebut
1. Pelayanan Penanganan Pihak Korban
Keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 atas nama Johan Ramadhan mengkritik sikap Lion Air yang tidak optimal dalam menangani aduan dari pihak korban. Ia berharap Lion Air bisa lebih berempati kepada pihak korban.
"Saya tidak pernah dihubungi sampai hari ini oleh pihak Lion. Jangankan berempati, menelepon pun tidak. Kalau uang memang sudah kewajiban Lion tapi kami keluarga perlu dirangkul dan tidak ada dari Lion. Tidak ada empati sama sekali dari Lion," kata dia.
2. Batas Target Penyelidikan dan Evakuasi Kecelakaan
Keluarga korban juga berharap kepada pemerintah agar bisa menentukan batas waktu kepada KNKT untuk menyelidiki peristiwa kecelakaan tersebut agar ada jaminan kejelasan informasi yang bisa didapatkan.
Keluarga korban atas nama Wahyu Aldila, berharap KNKT bisa terus melaporkan secara berkala berbagai temuan yang ada. Ia mencontohkan seperti durasi unduh data dari FDR pesawat tersebut. Menurut dia, data itu akan berperan penting untuk meminta pertanggung jawaban pihak terkait seperti maskapai maupun produsen pesawat
"Kalau diketahui FDR ini ada kemungkinan ada kesalahan pihak tertentu atau pihak pemilik pesawat atau produsen si Boeing apa saja tanggung jawab mereka kepada kami pak? Mohon disampaikan," katanya.
Keluarga korban juga meminta agar tim evakuasi memiliki kejelasan waktu penanganan. "Apakah setelah pencarian dihentikan identifikasi terhadap korban masih dilanjutkan? Saya takut dimakamkan masal. Kami berharap sekecil apapun keluarga disini jasad korban bisa ditemukan dalam kondisi terbaik."
3. Perbaikan Seluruh Manajemen Operasional Lion
Di sisi lain, orang tua korban Bambang Sukandar meminta perbaikan menyeluruh terhadap manajemen operasional Lion Air. Sebab ia mendapatkan berbagai informasi bahwa pesawat JT 610 sebelumnya sempat mengalami masalah saat terbang dari Bali menuju ke Jakarta.
"Kemudian ada perbaikan, apa itu sudah clear? Dalam hal ini sudah tentu teknisi lion harus bertanggung jawab penuh atas nyawa. Hukumnya mutlak bertanggung jawab karena menyatakan pesawat clear untuk take off kembali. Mohon dengan hormat peristiwa ini jangan terjadi lagi mohon teknisi ini bisa menyatakan layak take off. Mohon diproses," kata dia.
Ia juga mengkritik manajemen pelayanan yang buruk. Hal itu menyebabkan pelayanan buruk terhadap penumpang sering terjadi. "Saya minta Rusdi Kirana berdiri. Kiranya mohon ditindak lanjuti dengan hormat pak," kata dia.
4. Informasi Langsung ke Korban
Keluarga korban jatuhnya Lion Air meminta tim gabungan memberikan informasi secara langsung. Mereka tak ingin informasi diberikan terlebih dahulu ke media melainkan ke keluarga korban.
5. Ketegasan Pemerintah
Keluarga korban juga berharap pemerintah tegas dalam mengevaluasi dan menindak maskapai yang lalai dalam penerbangan. Seharusnya kelaikudaraan maskapai harus diawasi dengan ketat.
Keluarga korban juga menyayangkan kabar pesawat JT 610 sempat bermasalah di Bali namun tak begitu diperhatikan. Ia berharap pemerintah selaku regulator penerbangan juga jeli dalam menangani berbagai potensi masalah.
Menanggapi keluhan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang turut hadir dalam dialog tersebut meminta maaf jika dalam pelayanan dan pencarian korban masih terdapat kekurangan. "Kami memberikan kesempatakan keluarga korban untuk membahas bersama-sama," ucap dia.
Adapun Rusdi Kirana tidak mengeluarkan kata-kata. Dia langsung menghindari wartawan yang ingin mengkonfirmasi soal dialog tersebut. Rusdi memilih untuk berlalu didampingi direksi Lion Air.