TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Muhammad Syauqi menitikkan air mata saat berdialog dengan para keluarga korban pesawat nahas Lion Air JT 610. "Kami akan terus mengevakuasi, dan mohon doa supaya diberi kekuatan," ujarnya dengan terbata-bata kepada keluarga korban di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Baca: Ayah Ikhlaskan Kepergian Jaksa Dodi, Korban Lion Air Jatuh
Selain Syauqi, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono juga menitikkan air mata. Dia merespons permintaan keluarga mengenai barang-barang yang ditemukan.
"Saya meminta ke tim untuk memperlakukan barang-barang tersebut dengan baik. Setelah investigasi, barang tersebut akan dikembalikan ke keluarga," ucapnya kepada para keluarga korban.
Satu persatu keluarga korban mengeluhkan kesulitan informasi. Selain itu, mereka mengaku tidak ada pendampingan yang dilakukan Lion Air. "Pak Rusdi gagal sebagai pemilik Lion Air," ujar ayah Johan Ramadhan, korban penumpang pesawat Lion Air JT 610.
Selain melapor tidak ada pendampingan dari Lion Air, keluarga mengeluhkan perlakuan petugas yang menggantung informasi yang dibutuhkan keluarga.
Salah satu anggota keluarga Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Muntok Bangka Barat Kapten Muas Effendi, misalnya, mengeluhkan permintaan data oleh tim penyidik. Dia mengatakan dipersulit terkait dengan pengumpulan data tersebut.
Baca: Cerita Penyelam Syahrul Anto Evakuasi Korban Pesawat Jatuh
Sebelumnya, Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menuturkan pihaknya melakukan pendampingan terhadap keluarga korban.
Dia berharap keluarga penumpang beserta awak pesawat diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini. Ia juga berharap para petugas SAR diberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses evakuasi korban jatuhnya Lion Air. Terkait dengan kejadian yang dimaksud, Lion Air membuka crisis center, juga nomor telepon (021) 80820002 untuk informasi penumpang.