TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah membeberkan manfaat belt and road initiative atau jalur sutra baru Cina untuk Indonesia. Konektivitas dan infrastruktur menjadi fokus utama pemerintah yang terus dikejar. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan inisiatif jalur sutra baru dari Cina tersebut merupakan salah satu opsi pengembangan infrastruktur di Indonesia.
BACA: Sri Mulyani: Pemerintah Putuskan Tarif Cukai Rokok 2019 Tak Naik
"Karena uang publik kita sendiri menyediakan kurang dari 50% dan sektor swasta juga ada di sana [dalam upaya membangun infrastruktur]. BRI sebenarnya melengkapi program pemerintah sendiri dalam membangun konektivitas, terutama dari pulau-pulau terluar," tuturnya dalam diskusi Belt and Road Initiative, Jumat, 2 November 2018.
Menurutnya, sebagian besar pembangunan Indonesia selalu terkonsentrasi di Jakarta, padahal banyak orang yang tinggal di luar Jakarta dan Pulau Jawa kurang terhubung.
BACA: Pemerintah Salurkan Dana Kelurahan Mulai 1 Januari 2019
BRI bermanfaat bagi Indonesia, karena sejalan dengan upaya percepatan pembangunan infrastruktur. BRI katanya, memiliki 13 proyek di Indonesia, kawasan industri, jalan tol, pelabuhan, dan beberapa termasuk dalam PSN sehingga itu melengkapi pembangunan di Indonesia.
“Dalam memahami ekonomi Indonesia, Indonesia memiliki ketergantungan pada SDM minyak dan gas. Ini tidak akan sehat sehingga diversifikasi dibutuhkan dan akan membutuhkan konektivitas," ungkapnya.
Konektivitas akan menciptakan daya tarik investasi yang lebih besar di Indonesia, sehingga foreign direct investment atau FDI dapat meningkat. Maka, dalam mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan konektivitas menjadi sangat penting. "Ini juga akan membuat Indonesia tidak hanya terletak di satu lokasi," imbuh Sri Mulyani.