TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk., Prijono Sugiarto mengatakan depresiasi rupiah yang terjadi sejak akhir 2017 memang cukup mengganggu bisnis perusahaan, namun bukan akhir dunia.
BACA: Rupiah Menguat Imbas Pengesahan APBN 2019
"Kalau Anda lihat sekarang Indonesia depresiasi 12 persen sejak Desember tahun lalu sampai sekarang, saya tidak bilang ini normal, ini ganggu, tapi this is not the end of the world," kata Prijono saat ditemui di Mall Pasific Place, Jakarta, Jumat, 2 Novber 2018.
Prijono mengatakan depresiasi nilai mata uang, tidak hanya terjadi di Indonesia, namun, di negara-negara lain juga terkena. Hal itu Prijono sampaikan dalam usai seminar Connecting Asia & Europe: Belt and Road & Beyond pada 16th Asia-Pacific Conference of German Business atau APK 2018.
BACA: Rupiah Menguat, Gubernur Bank Indonesia Beri Penjelasan
Prijono mengatakan saat ini trade balance Indonesia dengan Jerman sekitar US$ 6 miliar. Hal itu, kata Prijono sedang berusaha tingkatkan, salah satunya dengan kesempatan Indonesia yang menjadi tuan rumah tahun APK.
"Jadi menurut saya sekarang makin ada kesempatan businessman orang-orang Jerman untuk melihat bahwa Indonesia sudah maju," ujar Prijono.
Prijono mengatakan beberapa calon investor sudah pernah ke Indonesia tapi belum pernah menjajaki lebih dalam. Dia berharap dengan adanya APK calon investor dapat benar-benar meliat Indonesia sebagai negara yang punya potensi baik dan mereka suatu saat jadi investor di Indonesia. Prijono mengatakan saat ini orang-orang Jerman melihat investasi di Indonesia sangat positif.
Adapun angka Rp 15 ribu pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018 hingga saat ini atau tercatat pada 5 Oktober 2018.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.182 pada 5 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 49 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.133 pada 4 Oktober 2018.
Sedangkan pada 5 Oktober 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.258 dan kurs beli Rp 15.106. Posisi Rp 15.182 menunjukkan pelemahan Rp 1.640 per dolar AS sejak awal 2018.
"Pada 2 Januari 2018 nilai tukar rupiah Rp 13.542 per dolar AS," kutip berdasarkan situs resmi Bank Indonesia, Ahad, 7 Oktobet 2018.
Nilai Rp 13 ribu bertahan hingga 7 Mei 2018, yaitu di angka Rp 13.976 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada 8 Mei untuk pertama kalinya menyetuh Rp 14.020 per dolar AS.
Nilai di kisaran Rp 14 ribu per dolar AS bertahan hampir 6 bulan. Pada 3 Oktober nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya berada pada Rp 15.088 per dolar AS.