TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Jokowi, Ahmad Erani Yustika, mengklaim harga bahan makanan stabil jika melihat rilis Badan Pusat Statistik inflasi Oktober yang sebesar 0,28 persen.
Baca juga: 3 Sebab Inflasi Oktober 2018: Harga Cabai, Bensin dan Sewa Rumah
"Kelompok bahan makanan hanya mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Jadi, harga amat stabil," kata Erani, Selasa, 2 November 2018.
Erani mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, inflasi nasional bergerak sangat terkendali, dengan kecenderungan penurunan. Sejak 2015 hingga 2017, kata Erani, inflasi rata-rata bergerak di bawah 4 persen per tahun.
Pada 2018, Erani mengklaim realisasi inflasi pun cukup baik. Erani mengatakan rilis inflasi BPS Oktober 2018 sangat terjaga setinggi 0,28 persen.
Menurut dia, sepanjang Januari-Oktober, inflasi hanya 2,22 persen, menurun dari 2,67 persen pada periode yang sama tahun. Erani mengatakan inflasi tahunan per Oktober 2018 berada pada angka 3,16 persen, masih lebih baik 3,58 persen pada 2017.
"Dalam mengelola inflasi, pemerintah dan Bank Indonesia terus berkoordinasi. Pemerintah berupaya menjaga inflasi dari sisi penawaran (cost push inflation)," ujar dia.
Sedangkan, kata Erani, Bank Indonesia mengawal dari sisi permintaan atau demand pull inflation. Untuk mencapai inflasi rendah dan stabil, Erani mengatakan pemerintah telah menyumbat sumber-sumber pencetak inflasi, terutama yang berada di daerah.
"Lewat dana desa, misalnya, infrastruktur dibangun ke pusat-pusat produksi pertanian, sehingga kendala distribusi komoditas dapat diminimalisir," ujar dia.
Pemerintah dan Bank Indonesia pun, kata Erani semakin meningkatkan peranan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan mensinergikannya dengan program-program pemerintah daerah dalam pengelolaan inflasi.
BPS mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Oktober 2018 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Adapun inflasi tahunan dan tahun kalendernya mencapai masing-masing 3,16 persen dan 2,22 persen.
FAJAR PEBRIANTO | BISNIS