Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi beserta jajarannya bergerak cepat pasca jatuhnya Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610, Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat keluaran Boeing tersebut hilang kontak dan jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Baca juga: Lion Air Jatuh, Menhub Akan Evaluasi Tarif Batas Bawah
Hingga kini, baru satu dari dua kotak hitam alias black box yang ditemukan tim gabungan di bawah koordinasi Basarnas. Sebanyak 65 kantong jenazah korban kecelakaan naas tersebut telah dikirim ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi. Adapun badan pesawat masih belum ditemukan.
Tempo mencatat ada setidaknya ada lima langkah yang dilakukan oleh Budi pasca jatuhnya pesawat rute Jakarta - Pangkal Pinang itu.
1. Meminta Lion Air Membebastugaskan Direktur Teknik Lion Air
Budi Karya meminta Direktur Teknik Lion Air, Muhammad Asif, dibebastugaskan dengan alasan untuk memperlancar pemeriksaan dan investigasi penyebab jatuhnya Lion Air JT 610. Ia mengatakan pihaknya memiliki wewenang untuk melakukan pencopotan ini.
"Ini mempermudah pemeriksaan. Pejabat ini konsentrasi dalam pemeriksaan, landasan hukumnya ada, ini hasil rapat saya dengan semua direktur dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.
Menurut Budi, direktur teknik adalah orang yang bertanggung jawab terkait kelaikan pesawat dalam suatu perusahaan penerbangan. Di sisi lain, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melakukan pemeriksaan kepada Lion Air dan menginvestigasi kecelakaan tersebut.
Budi berujar nantinya seluruh hasil pemeriksaan ini akan dilaporkan oleh KNKT dan mereka yang bakal menentukan proses selanjutnya. Ia juga memastikan pencopotan direktur teknik Lion Air bukan berarti pemecatan "Jika hasil pemeriksaan menunjukkan dia tidak bersalah maka akan dikembalikan ke posisinya. Bukan pemecatan, ini pembebastugasan," ucapnya.
Baca juga: Kemenhub Copot dan Bekukan Lisensi Direktur Lion Air
2. Meminta Lion Air dan Garuda Indonesia menginspeksi ulang Boeing 737 Max 8
Budi Karya mengatakan telah mengirim surat kepada Lion Air dan Garuda Indonesia melakukan inspeksi ulang jet Boeing 737 Max 8 milik mereka pasca pesawat Lion Air jatuh. Diketahui, Lion Air memiliki delapan unit dan Garuda Indonesia memiliki satu unit.
Budi juga akan meminta klarifikasi terhadap dua korporasi itu. Dia berujar, klarifikasi itu akan disampaikan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Klarifikasi ini secata detil dan seksama tanpa praduga apa-apa akan kita laporkan. Jadi kalau ada kelalaian, kerusakan termasuk dalam satu bulan belakangan akan kita catat," kata Budi di JICT II, Tanjung Priok, Selasa, 30 Oktober 2018.
Komite Nasional Kecelakaan Transportasi akan menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Otoritas navigasi penerbangan, AirNav Indonesia, mengungkapkan bahwa pilot sempat melaporkan adanya masalah pada kendali pesawat, dua menit setelah take off. Sumber Tempo mengungkapkan bahwa pesawat yang sama mendarat di Soekarno-Hatta dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, tujuh jam sebelumnya, juga dengan sejumlah laporan persoalan.
Boeing 737 Max 8 adalah jenis pesawat dari Lion Air JT 610. Budi mengatakan, untuk menganalisis sebab dari kecelakaan pesawat, diperlukan beberapa mapping jenis pesawat dan crew. Termasuk dalam insiden terakhir.
"Karena memang ada informasi bahwa pilot itu ingin kembali ke landasan, dengan dasar itu dimungkinkan ada hal-hal yang perlu di klarifikasi," kata Budi.
3. Memperketat ramp check pesawat Lion Air
Pemerintah berkomitmen memperketat manajemen keselamatan penerbangan, salah satunya dengan menggelar ramp check yang dititikberatkan pada pesawat Lion Air. Budi Karya mengatakan ramp check akan dilakukan secara acak dalam beberapa hari mendatang.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami sepakat melakukan ramp check. Yang dilakukan adalah persentase lebih banyak (Lion Air) bisa 40 persen dari jumlah pesawat secara random. Yang lain 10 persen-15 persen," ujar Budi Karya di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.
Dalam hal pengawasan terhadap apakah ada penerbangan bermasalah, Budi Karya juga memutuskan untuk meningkatkan intensitas pengawasan sehingga inspektur berkewajiban mencatat paling tidak sekitar 30 penerbangan dalam sebulan. "Selama ini sudah dilakukan, tapi intensitas tidak sebanyak sampai 30 pesawat). Sekarang ini ramp check 20-30 pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta," kata Budi.
4. Mengevaluasi tarif batas bawah penerbangan
Budi Karya mengatakan akan mengevaluasi tarif batas bawah penerbangan pasca insiden jatuhnya pesawat Lion Air tersebut. "Mungkin saya akan evaluasi terutama berkaitan tarif batas bawah," ujar dia di Kementerian Perhubungan, Kamis, 1 November 2018.
Ia mengatakan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam menaikkan tarif batas bawah. Salah satunya depresiasi rupiah. "Tarif ini memang dengan adanya dolar yang naik, avtur naik itu memang sangat sensitif," kata dia.
Karena itu, Budi mengatakan harus berhati-hati dalam menaikkan tarif batas bawah karena dapat berpengaruh kepada konsumen. Ia berharap kenaikan batas bawah sebesar 5 persen dapat menutupi kenaikan dolar dan harga avtur.
Penetapan tarif batas atas dan bawah tiket penerbangan diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Batas bawah yang diatur dalam peraturan tersebut yaitu 30 persen dari batas atas.
5. Memperketat standar keselamatan penerbangan
Budi Karya mengatakan akan memperketat standar keselamatan penerbangan baik untuk maskapai berbiaya murah atau LCC maupun pesawat dengan pelayanan penuh. Langkah itu adalah respons atas permintaan Presiden Joko Widodo setelah jatuhnya pesawat Lion Air, Senin lalu.
Kata Budi, ia akan meminta pendampingan dari Federal Aviation Administration (FAA), International Civil Aviation Organization (ICAO) dan European Union (EU) pasca jatuhnya Lion Air di Karawang, Jawa Barat. "Jadi akan kami review semuanya apakah ada yang salah," tutur dia.
BERBAGAI SUMBER