Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan sejumlah kompensasi dan penghargaan kepada salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610, Jannatun Cintya Dewi. Jannatun merupakan anggota staf di Kementerian ESDM yang menjadi penumpang dalam pesawat tersebut saat menjalankan tugas dinas ke Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Baca juga: Korban Lion Air Jannatun Cintya Dewi Lulusan Terbaik ITS
Saat kejadian, Jannatun dan dua orang rekannya yang juga staf Kementerian ESDM, Fatwa Kurnia Dewi asal Tangerang, Banten, dan Dewi Herlina asal Bekasi, Jawa Barat, hendak melakukan pengawasan pelaksanaan mandatory Biodiesel 20 persen atau B20. "Mereka pegawai berprestasi," kata Sektetaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial, saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 1 November 2018.
Jannatun adalah lulusan terbaik jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Putri pasangan Bambang Supriyadi, 48 tahun, dan Surtiyem (45) ini memiliki adik lelaki bernama Nardzir Ahmad Firdaus (17).
Sebelum mengabdi di Kementerian ESDM, Jannatun pernah bekerja di Bank Mandiri selama setahun. Pada 2017, ia mengikuti ujian ASN di Kementerian ESDM dan diterima sebagai analis kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi.
Pertama, kata Ego, Kementerian ESDM akan berupaya agar uang pensiun dari Jannatun dan kedua rekanya, bisa segera cair untuk diserahkan kepada keluarganya. Kedua sesuai aturan yang berlaku, pemerintah akan memberikan keluarga yang ditinggalkan semacam uang tabungan sebesar 48 kali dari gaji pokok, lalu uang duka sebanyak 6 kali dari gaji pokok.
Selanjutnya ketiga, Kementerian ESDM juga akan mengusulkan kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) agar ketiganya bisa diberi kenaikan pangkat anumerta. Keempat, kementerian akan memberikan beasiswa sampai ke tingkat bagi ketiganya yang memiliki anak. "Untuk satu orang anak sampai tingkat SMA," kata Ego.
Kelima, kementerian juga telah menanggung segala biaya mulai dari menjemput orang tua Jannatun di Sidoarjo, Jawa Timur untuk mendatangi pusat krisis di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur hingga prosesi pemakaman pada Kamis pagi. Keenam, kata Ego, ribuan pegawai kementerian juga ikut serta memberikan uang duka secara sukarela untuk nantinya diberikan kepada keluarga ketiga korban.
FAJAR PEBRIANTO