TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pemasaran Sukuk Tabungan seri ST-002 minimal dapat mencapai Rp 1 triliun dengan basis investor ritel baru yang lebih luas.
Baca: Pemerintah Rilis Sukuk Tabungan ST-002 dengan Kupon 8,3 Persen
Pemerintah baru saja membuka masa penawaran ST-002 pagi hari ini dan akan berlangsung hingga Kamis, 22 November 2018 mendatang. Instrumen ini akan dipasarkan secara online oleh 11 mitra distribusi.
Sebanyak 6 di antaranya adalah bank, yakni Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Permata, Bank BRI, dan Bank BTN. Perusahaan efek yakni Trimegah Sekuritas, sedangkan perusahaan efek khusus yakni Bareksa dan Tanamduit. Lalu, financial technology yakni Investree dan Modalku.
Sri Mulyani mengatakan bahwa berbeda dibandingkan 2 seri instrumen Saving Bond Retail (SBR) yang juga dipasarkan secara online tahun ini, pada pemasaran ST-002 ini pemerintah melibatkan peran serta influencer media sosial untuk melakukan edukasi dan sosialisasi.
“Saya ingin melihat dalam 22 hari ke depan dengan metode yang sama seperti SBR dan bahkan lebih, karena kita akan boosting dengan para influencer, target kami Rp1 triliun kami harapkan bisa lebih dari itu,” kata Sri Mulyani usai peluncuran ST-002, Kamis, 1 November 2018.
Lebih jauh Sri Mulyani mengatakan, pemerintah berharap pada influencer yang diajak pemerintah bisa mulai melakukan penetrasi jauh lebih luas untuk mengkomunikasikan instrumen ini sebagai pilihan instrumen yang logis dan alamiah.
Saat ini basis investor SBN ritel syariah cukup besar, mencapai 220 ribu orang, jauh lebih besar dari basis investor SBN konvensional seperti ORI015 lalu yang mencapai 46 ribu orang. Namun, dari sisi nilai investasinya jauh lebih kecil dibandingkan pada instrumen konvensional.
Sri Mulyani menilai masih banyak anggapan keliru yang berkembang di kalangan masyarakat yang menyebabkan adanya sikap penolakan terhadap instrumen-instrumen yang bersifat utang. “Seolah-olah itu haram atau najis, padahal enggak. Kita perlu bersama-sama kembangkan ini. Kalau sukuk ini distigmakan negatif, ini tidak akan berkembang. Kita justru mengerdilkan potensi yang sangat besar,” katanya.
Baca: Sri Mulyani Targetkan Penerimaan Perpajakan Rp 1.786,4 Triliun pada 2019
Sukuk ST-002, menurut Sri Mulyani, ditawarkan dengan kupon mengambang dengan floor atau kupon minimal 8,3 persen dan tenor 2 tahun. Investor ritel dapat memesan instrumen ini mulai dari Rp 1 juta hingga Rp3 miliar. Instrumen ini tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tetapi dapat ditebus lebih awal setelah 1 tahun.
BISNIS